Part 39

883 58 6
                                    

Naruto menghela nafas dan menjatuhkan tubuhnya, kembali menindih Hinata dan meletakkan kepalanya di curuk leher gadis itu.

"Hinata...aku tak bermaksud–—"

Lelaki itu berujar putus asa dengan menelusupkan tangannya ke punggung dan tangkuk gadis itu, ia memeluk dengan perasaan takut-takut bahwa Hinata saat ini telah kecewa dan marah padanya.

Hinata mengelus pelan tengkuk lelaki yang kini berada di atasnya, ia tau bahwa kini Naruto merasa bersalah dan takut bila ia salah paham, gadis itu juga merasa bersalah karena sadar bahwa dirinya lah yang mulai memancing dan bahkan meraba tubuh lelaki itu lebih dulu, mengingat itu membuat wajahnya kembali memanas apa lagi posisi mereka sedang seperti ini.

"kau sangat nakal hm"

Gadis itu mencoba mengubah suasana yang kini terasa canggung dengan mengejek Naruto, mendengar ejekan dari gadis itu membuat Naruto mengernyit lalu menumpu tubuhnya dengan siku dan kembali menatap Hinata.

Mata biru itu mengerjap, kalau di pikir-pikir gadis itu memang benar, Hinata terkekeh melihat wajah Naruto yang terlihat sangat lucu lalu mencubit pipi lelaki itu, melihat Hinata yang terkekeh membuat Naruto merasa lega, syukurlah Hinata tidak marah pikirnya.

"Kau terlalu menggoda"

Naruto mencubit hidung Hinata lalu bangkit dan duduk, Hinata ikut duduk dan memeluk lengan lelaki itu dari samping "bersabarlah" gadis itu semakin memeluk erat dan membenamkan wajahnya di lengan Naruto karena merasa malu dengan ucapan spontan nya barusan.

Naruto menatap curiga sang kekasih yang sedang bersembunyi di lengannya  "Apa yang kau pikirkan?"

Hinata tiba-tiba mendongak dan tersenyum malu-malu "Sama seperti yang kau pikirkan" ucapnya dengan menaik turunkan alisnya mencoba menggoda lelaki itu, serta tak lupa mengedipkan satu matanya lalu terkekeh geli dengan kelakuannya sendiri.

Naruto meneguk ludah dan mengerjap ketika melihat tingkah manis gadis itu, sungguh jika ia tak kuat iman gadis itu mungkin sudah berakhir di kamarnya.

Naruto menggeleng mengenyahkan pikiran mesumnya, "Gadis nakal" Naruto lalu mengacak rambut Hinata karena merasa gemas dengan tingkah genit gadis itu yang terkadang masih muncul.

•••

"Hinata!"
"Tamaki!"

Dua rekan kerja yang telah lama tak bertemu itu berteriak bersama memanggil nama satu sama lain lalu berpelukan.

Hinata melepaskan pelukan tersebut "Bagaimana perjalanan mu?"

"Melelahkan" wanita itu menjawab dengan wajah yang di lesu kan membuat Hinata terkekeh.

"Kau cantik sekali"  Tamaki menyorot sang pengantin dari ujung kepala hingga kaki lalu melanjutkan ucapannya "akhirnya menjadi nyonya Namikaze hm" gadis itu tersenyum seraya menaik turunkan alisnya.

Hinata memukul pelan lengan Tamaki karena merasa malu, setelah berbincang cukup seru, fokus keduanya teralihkan ketika kepala gadis dengan surai kuning menyembul dari balik pintu.

"Temari!!" Hinata mengibas-ngibaskan tangan nya, Tamaki lalu pamit dan pergi, tak lupa tersenyum kepada Temari saat berpapasan.

Only Want You -Naruhina-✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang