Tahun ajaran baru Universitas Tokyo telah dimulai, para panitia kegiatan menyambut dengan hati gembira wajah-wajah baru yang kini sedang berbaris dan mengikuti acara penyambutan ini hingga dua hari kedepan.
Setelah kelelahan melakukan serangkaian acara pengenalan area kampus kepada para maba, kini tibalah di rangkaian acara terakhir yang membuat para panitia bersemangat, karena acara terkahir mereka adalah pendekatan dengan para maba dan juga mereka berkesempatan menjahili para mahasiswa baru tersebut.
Di aula kampus, beberapa panitia telah berdiri di atas panggung yang lumayan besar namun tidak begitu tinggi untuk memandu acara terakhir ini, dengan semua mahasiswa baru yang telah duduk rapi di lantai dengan berkelompok menurut fakultas mereka masing-masing.
Naruto dan Sasuke saling melirik satu sama lain dengan tawa yang tertahan ketika melihat sahabat cantik mereka yang pemarah kini sedang berada di atas panggung dan mendadak menjadi seorang penyanyi dengan suara yang cempreng.
Berbeda dengan Naruto yang tertawa mengejek, kedua pipi Sasuke menjadi sedikit bersemu ketika melihat sahabat yang diam-diam telah membuatnya jatuh cinta kini terlihat sangat imut di matanya. Tanpa ia sadari salah satu mata tajam seorang panitia telah melihat kearahnya dengan seringaian tampak di wajah panitia tersebut.
"Hei kau! Siapa yang menyuruhmu tersenyum!"
Naruto tersentak karena mengira bahwa ia ketahuan tertawa, namun seketika lelaki pirang itu menjadi lega karena ternyata Sasuke lah yang maksud kakak tingkat tersebut.
'Sial! Membuat ku kaget saja'
Naruto melirik kearah Sasuke, namun lelaki itu masih terus tersenyum tanpa mengindahkan panggilan kakak tingkat berambut merah tersebut
"Oi! Kau di panggil!"
Naruto sedikit berbisik untuk menyadarkan sahabatnya yang sedang melamun itu lalu menghela nafas karena Sasuke masih saja tak bergeming, sementara kini Sasori si panitia berambut merah telah berjalan mendekat dengan raut yang tampak kesal.
Sasori dibuat kesal karena maba laki-laki yang di panggilnya tak menghiraukan dirinya, membuat panitia yang lain meledek dirinya yang tidak bisa membuat maba merasa ketakutan.
Kini lelaki berambut merah itu telah berdiri tepat di depan Sasuke dan membuat lelaki dingin itu tersadar lalu mendongak.
Sasori berjongkok dan mendorong bahu Sasuke dengan sedikit bertenaga hingga membuat lelaki itu sedikit terhuyung.
"Oi kau tak mendengar ku ha! Ku bilang maju kedepan!!!" Sasori berteriak kencang dengan suara yang di seramkan hingga membuat semua maba menunduk takut.
Sasuke melirik dengan tampang malas dan menghela nafas lalu segera bangkit dan melangkah ke atas panggung dengan santai. Kedua mata Sasori mengerjap bingung melihat tingkah maba yang menurutnya sangat-sangat lah kurang ajar.
Sembari menunduk, Naruto sedikit terkekeh karena ia tau bahwa sahabatnya tidak akan takut dengan bentakan siapapun kecuali bentakan Sakura.
"Hei Yahiko, apa hukuman yang pantas untuk adik yang kurang ajar ini?" Suara Sasori kini sedikit memberat menahan kesal kepada maba yang kini tampak santai berdiri di sebelah mereka tanpa raut ketakutan.
"Hukuman? Kurasa lebih baik kita beri kesempatan" Yahiko memejam mata serta menopang dagu seolah berfikir.
"Kesempatan apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Want You -Naruhina-✔️
Romance💜ONLY WANT YOU! Ego, gengsi, keadaan, serta kesalah pahaman yang terus menerus terjadi membuat hubungan mereka menjadi sangat rumit, apakah bisa dua manusia yang ternyata saling mencintai itu berakhir bersama dan menemukan akhir yang bahagia?. •Nar...