Kebiasaan Jaemin

1.2K 98 6
                                    

"Hmmmm segernya, harus sering2 nih jalan2 kek gini biar otak gue gak stres. Gilak,,, penyakit sialan gue kemarin nyaris kambuh gara2 liat Haechan berdarah gitu. Untung aja masih ke kontrol" gumam Renjun yang sedang menikmati udara pagi yang segar di area taman Mansion.

Tak jauh dari Renjun, ada Jungwoo yang sedang duduk santai dikursi taman ditemani secangkir teh. Ia sedang mengawasi kekasihnya karna tingkah Renjun agak berbeda menurutnya.

"Jungwoo hyung, kapan2 piknik yok. Cuma berdua aja" ucap Renjun tiba2 setelah sampai didepan Jungwoo beberapa tangkai bunga mawar kuning ditangannya.

"Kemana?" Tanya Jungwoo lalu mengambil bunga2 itu dan mengecek kondisi tangan Renjun. Takut2 ada yang luka tergores duri tanaman mawar.

"Disini aja. Itu dikebun buah sana. Biar kayak yang lagi viral sekarang. Biar romantis gitu" Tunjuk Renjun ke arah kebun mini khusus buah2an.

"Oke. Kita cari waktu kosong, ntar kita habisin waktu disana. Kita makan2 sambil liatin lo ngelukis, gimana? Lama gue gak liat lo ngelukis" ucap Jungwoo mengusap pipi gembil kekasihnya yang keliatan menggemuk.

"Gue ngegambar di tab doang hyung. Yang gampang buat dibawa kemana-mana. Lo kan tau sendiri jadwal kita padet banget jadi gak mungkin kalo gue mau bawa alat lukis" balas Renjun sambil duduk dipangkuan kekasihnya.

"Jangan stres, okey? Hyung gak mau liat lo sakit" lirih Jungwoo memeluk erat tubuh mungil Renjun.

Renjun tak membalas. Dia sendiripun  tak yakin. Pikirannya sering kacau belakangan ini.

"Enaknya yang pagi2 udah umbar kemesraan ditaman. Gue yang jomblo ini bisa apa sih? Bisa iri" Celetuk Xiaojun sok sinis.

"Siapa yang barusan ngaku jomblo, hem? Cobak bilang lagi sini!" Saut Hendery.

"Gue. Kenapa lo? Mau protes?" Tantang Xiaojun pada kekasihnya. Pagi ini entah kenapa dia sangat ingin menggoda kesabaran kekasihnya.

Hendery langsung memasang wajah memelas. Dengan raut seakan-akan ingin menangis, dia mulai ber-akting.

"Terus gue selama ini lo anggap apa, Jun? Susah senang kita hadapi sama2. Suka duka pun bersama,,,,,"

"Stoppppp!!!!! Masih pagi loh ini, udah buka drama aja nih bocah 1. Mendadak mual gue lo buat, ge" cegah Yangyang dengan 1 tangan memegang perut seakan mau muntah dan tangannya yang lain melambai pada Hendery agar menghentikan aksi gilanya.

"Yangyang, kesini bentar dong. Gege minta tolong, baby" teriak Kun.

"Otw Kun ge gue tersayang" Yangyang berlari meninggalkan 4 sosok yang menatapnya dengan jijik.

"Lah dia lebih alay" ucap Ten disebelah Kun.

"Biarin aja lah. Pusing gue kalo pagi2 harus denger mereka bertiga ribut. Belum lagi disana ada Renjun juga. Terus entar bisa aja sewaktu-waktu muncul dah tu bocil2nya si Mark. Bakal makin rame, Ten" keluh Kun.

"Jadi Kun ge merasa terganggu dengan adanya keberadaan kita?" Tiba2 ada suara Chenle.

"Astaga nggakkk!!! Kalian kenapa sih pagi ini kok drama banget? Dan lo juga kenapa udah sampe sini? Mana sendirian pula. Lo barusan lewat mana? Gak lewat tangga kan?"

"Bercanda doang elah. Gitu aja ngambek, ge. Ge, plis deh gak usah berlebihan gitu lah, gue gak papa loh. Gue tadi lewat lift kok. Oiya Gege berdua lagi ngapain? Gue mau bantu"

"Bikin sarapan simple aja sih. Doyoung sama Taeyong hyung kayaknya kecapean jadi gue sama Kun deh yang masak"

"Bikin ini, bikin itu, bla,,,, bla,,,, bla,,"

The Golden Age (Sudah Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang