Kepergian Maknaeline

1.2K 109 7
                                    

Pemandangan taman bunga disamping Mansion membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa nyaman dan damai. Aroma semerbak berbagai macam jenis bunga mawar tercium. Mampu menenangkan pikiran mereka yang sedang kalut.

Disanalah kini Johnny menemani Taeyong. Setelah 3 hari perawatan pasca sadar dari koma, akhirnya Taeyong diperbolehkan oleh Doyoung dan Kun untuk keluar dari ruang medis Mansion. Taeyong meminta Johnny agar diantar ke taman.

Mendorong kursi roda dan tiang infus sekaligus tak membuat Johnny kualahan. Ia malah merasa senang karna akhirnya pimpinan tertinggi TGA itu tersadar dari koma. Dia berharap agar keadaan segera membaik.

"John,,,,,,"

"Wae??"

"Boleh gue nanya sesuatu ke lo?"

"Tanyain aja"

"Selama gue koma, apa yang udah terjadi sama aegiedeul? Kenapa gue liat beberapa hari ini, mereka kek jaga jarak gitu sama kalian? Terutama ke Yuta. Ada apa sebenarnya?"

"Lo harus pulih dulu kalo mau denger cerita keseluruhannya, Tae. Aegiedeul bakal ngamuk kalo lo kenapa2 lagi pas gue cerita" ucap Johnny sambil mengusap lembut surai Taeyong.

"Ehem,,,,"

Kedatangan Haechan dan Renjun menginterupsi obrolan 2 tetua mereka. Tatapan dingin masih terlihat dimata mereka tertuju kearah Johnny. Tatapan mengancam lebih tepatnya.

"Eh pudu,,,," ucap Johnny canggung.

"Sekarang udah waktunya bubu untuk sarapan terus minum obat" Ucap Haechan lalu mengambil alih kegiatan Johnny.

"1x aja hyung berani buka mulut ke bubu, kita gak segan2 bakalan habisi hyung" bisik Renjun penuh penekanan saat Haechan sudah sedikit menjauh.

"Renjun-aa, lo ngancam hyung?" Tanya Johnny tak percaya dengan sikap maknaeline.

"Gue gak main2, hyung. Siapapun yang udah usik kebahagiaan adek2 gue, dia bakal habis. Gak terkecuali lo" ucap Renjun dengan wajah serius lalu meninggalkan Johnny yang tak bisa berkata-kata lagi.

"Sampe kapan? Sampe kapan kalian bakal marah ke kami, aegie? Hyung kangen banget dengan sikap manja kalian" batin Johnny.

"Hyung,,,,," panggilan Ten membuyarkan lamunan Johnny.

"Ada apa, babe?" Balas Johnny dengan merubah raut wajahnya menjadi ceria kembali.

"Lo tuh yang ada apa? Gue dari tadi udah panggil2 nama lo tapi lo gak nyaut2. Tenggorokan gue sampe sakit tau gak. Lagian lo ngapain sih melamun disini? Kesambet setan, baru tau rasa" omel Ten tapi tak dibalas oleh Johnny.

Ternyata Johnny sudah cukup lama melamun sambil menatap bangunan megah itu. Ia sampai tak menyadari bahwa sang kekasih berulang kali memanggil namanya.

"Renjun-aa,,,,, air lemon lo udah jadi nih. Gue taruh diatas meja ya? Gue mau anter Jaemin jengukin Chenle dulu" Teriakan Jeno yang berasal dari dapur terdengar oleh Johnny dan Ten.

"Thanks, Jen" saut Renjun.

"Gue gak papa. Jja kita sarapan bareng yang lain" ucap Johnny setelah lama terdiam.

"Lo yakin gak papa? Ayoklah kita sarapan. Maknaeline barusan udah selesai sarapan. Mereka masih gak mau makan 1 meja sama kita. Terutama Haechan sama Renjun. Jadi kita terpaksa makan terpisah lagi deh" balas Ten seadanya sambil menggandeng lengan kekar kekasihnya.

Sesampainya diruang makan, mereka berdua disuguhi dengan suasana yang sangat menegangkan. Entah apa yang baru saja terjadi disana. Terlihat maknaeline menatap marah ke arah Jungwoo dan Winwin yang sepertinya ingin mencegah mereka.

The Golden Age (Sudah Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang