17. A Long Night

2.6K 149 61
                                    

























Selesai mengampus, Hanni, Haerin dan Haewon langsung menghampiri kedai seblak yang mereka biasa kunjungi.

Entah kenapa, tapi ini sudah menjadi kebiasaan mereka setiap kali pulang dari gedung kuliahnya, tidak setiap hari juga, paling hanya seminggu sekali atau dua kali.

"Duhh kenyang bet gua, buat lu aja dah Rin" celetuk Haewon merasa sudah mulai kenyang, namun seblaknya masih belum habis.

"Gua juga kenyang Won" tolak Haerin malas.

"Yaudah" kini pandangan Haewon berubah ke arah Hanni.

"Dih gak mau, lagian suruh siapa pesen porsi large" cibir Hanni.

"Sekali-kali lah, bosen pesen porsi yang medium mulu" jawab Haewon, mau tak mau dia harus menghabiskannya sendirian.

"Btw Han, ekhem ekhem, tumben lu pake baju turtleneck" celetuk Haerin berpura-pura batuk.

"Nahkan, padahal sekarang cuaca lagi panas" ucap Haewon, keduanya perlahan nyengir, sementara seluruh wajah Hanni memerah.

"A-apasih! Orang gua lagi mood make ni baju, gausah mikir aneh-aneh kalian" ketus Hanni melawan, yang malah mengundang tawaan dari kedua sahabatnya.

Jika boleh jujur, tadi pagi sebelum Hanni berangkat ke kampus, lehernya terus dicium oleh Minji. Entah apa yang merasuki suaminya, mungkin seorang vampir. Dan itu membuat Hanni harus menutupi lehernya dengan foundation.

Tapi sialnya Hanni lupa bahwa benda tersebut sudah habis, jadi mau tak mau, dia harus menggunakan pakaian yang bisa menutupi lehernya.

"Iyain aja biar seneng, kasian nanti malu" cibir Haewon.

"Idih, orang gila" balas Hanni jutek.

"Kasih tau kita nanti Han, kalo dedek bayi udah mau lahir, gas tumpengan" saran Haerin, membuat Hanni semakin stress.

"Enak aja lu Rin"























Suasana ruangan kamar malam ini diisi oleh Minji yang fokus bermain gamenya seperti biasa di kursi komputernya. Sementara Hanni, berbaring di kasur sembari memainkan ponselnya.

Hanya menggulir sosial media yang dilakukan gadis mungil itu, sesekali Hanni melanjutkan tontonan drakornya yang sempat ia tunda, tentu saja untuk menghilangkan rasa bosannya.

"Minji" panggil Hanni membuat Minji menoleh sesaat.

"Iya?"

"Bosen" Balas Hanni.

Minji hanya terkekeh pada jawabannya, lalu gadis jangkung itu menepuk pangkuannya sendiri sebagai kode. Hanni yang mengerti kode itu langsung turun dari kasurnya, menghampiri Minji, dan duduk di pangkuannya.

"Ini game apa?" Tanya Hanni polos menatap layar monitor.

"Nama game nya Valorant, harus nembak musuh sampe mati, bisa juga pake skill. Terus kalo musuh udah mati semua, tim kita menang" jelas Minji melanjutkan bermain namun kali ini dengan Hanni di pangkuannya.

"Susah ga?"

"Ya coba dulu, mau?" Tanya Minji, Hanni mengangguk, sekali-kali lah dirinya mencoba bermain game.

Kini gantian Hanni yang memainkan permainan, tentu diarahi Minji juga supaya bisa menembak musuh hingga mati.

"Ish mana sih musuhnya?! Kok ga keliatan" kesal Hanni karena sedari tadi dia tidak melihat sang musuh.

Arranged Marriage? Seriously?! | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang