"Udah siap belom?" Teriak Minji dari luar rumah.
"Iya sebentar" setelah itu, Hanni mengambil barang terakhir di meja dapurnya sebelum ia keluar dari rumah hangatnya dan menguncinya.
Jika kalian tahu. Pagi ini, mumpung Weekend. Hanni dan Minji memutuskan untuk berpiknik di taman yang cukup dekat.
Selesai mengunci pintu dan pagar rumah. Hanni menyusul Minji masuk ke mobil. Ia duduk di kursi penumpang dan memasang sabuk pengamannya.
"Anjay, istri aku cantik banget" kagum Minji akan penampilan sang istri.
"Sttt, ayo pergi. Daripada keburu macet" malu Hanni. Minji dibuat tertawa olehnya. Setelah perbincangan kedua pasutri. Akhirnya Minji mulai melajukan mobil ke arah tujuan mereka.
Sesampainya disana. Keduanya keluar dari mobil dan mengambil barang-barang di bagasi. Untungnya taman yang mereka kunjungi tidak terlalu ramai. Karena, biasanya hari libur akan ramai. Apalagi di pagi dini.
"Di deket danau?" Tanya Minji, mendapat balas anggukan dari Hanni.
"Bejir, kalo ada hiu gimana?"
"Ya tuhan. Ini danau Ji, bukan laut" gemas Hanni akan pertanyaan Minji. Membuat sosok bermarga Kim itu tersenyum tanpa beban.
"Ayo ih bawa. Aku berat ini"
"Iya sayang"
Lantas Minji segera membawa barang-barang yang Hanni pegang. Membawanya ke tempat mereka duduk atas rumput hijau terang, dengan karpet piknik sebagai alas. Sementara, wajah Hanni sedikit memerah saat Minji memanggilnya 'sayang' dan entah kenapa, dia tak terbiasa dengan panggilan itu.
Sepasang pasutri tersebut merapikan keranjang rotan, kotak pendingin, dan lain-lain di alas yang Minji taruh. Setelah selesai, keduanya duduk menghadapi danau yang ditemani oleh angin sepoi-sepoi.
"Kayaknya lucu deh kalo ada si kecil disini"
"Si kecil?" Bingung Hanni. Mengundang anggukan dari Minji.
"Anak kita" Hanni dibuat terkekeh akan jawaban Minji.
"Ohh, mau punya anak?" Tanyanya.
"Mau lahh" jawab Minji antusias, mengundang tatapan tak yakin dari Hanni.
"Situ mentalnya udah siap belum?"
Minji seketika terbungkam sesaat. Benar juga. Ide memiliki anak bukanlah hal yang gampang dan sembarangan diucapkan.
"Gatau" balas Minji cengingisan, sembari menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. Hanni yang melihat reaksi suaminya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya heran.
"Nahkan, makanya kita pikirin itu nanti aja" setelahnya, Hanni membuka keranjang rotan dan mengambil kotak makanan yang ia bawa dari rumah.
"Yaudah deh. Tapi kalo misalnya kita dikaruniai anak, aku mau namain dia Kim Potter"
"Heh"
Seketika Hanni memukul pundak gadis di sampingnya akan nama yang dia berikan. Bagaimana Minji bisa memberi nama teddy bearnya ke anak sendiri?
"Kamu ada-ada aja idenya" heran Hanni pada pola pikir suaminya.
Sementara Minji hanya terkekeh geli, "lucu tau, jadi kembaran sama teddy bear aku"
"Ga ga ga, mana ada" ketus Hanni, membuat Minji cemberut.
"Daripada ngehalu terus gila, mending makan nih" Hanni menyodorkan sepotong gimbap yang ia buat dari rumah ke mulut Minji. Gadis jangkung itu hanya bisa tersenyum lalu membuka mulutnya lebar-lebar sebelum mengunyah makanan yang istrinya berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage? Seriously?! | Bbangsaz
RomanceKisah ini dialami oleh gadis remaja yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya tanpa persetujuan dan pengetahuan darinya. Bagaimana dia akan menghadapi situasinya sekarang? [Bbangsaz | NewJeans lokal AU]