LAM | jujur

203 20 0
                                    

apresiasi cerita ini dengan
v o t e & c o m m e n t
─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───

Hari ini Aiko bangun terlambat, karena ia harus begadang mengurus Tama. Karena terlalu lelah, Tama ia titipkan pada bibi Miho hingga esok hari.

Aiko yang masih mengantuk berjalan menuruni tangga sembari menguap dan memijat tubuhnya yang kaku.

Telinganya mendengar sayup suara Tama dari kejauhan sedang tertawa kegirangan.

Mata Aiko mengintip. Wajahnya seketika tersenyum lebar saat mendapati Tama sedang bercanda dengan Naruto di taman rumahnya.

"NARUTOOO!"

Aiko yang girang langsung berlari dan memeluk leher Naruto dengan erat. Ia begitu merindukan anak nakal yang dulu selalu mengganggu hidupnya itu.

"Kau kemana saja? Aku rindu sekali!" Aiko mengunyel-unyel pipi Naruo. Tama yang melihat pergerakan tangan mamanya pada Naruto ikut tertawa.

"Aku juga rindu, kak! Terlebih aku rindu sekali pada Tama. Tak terasa Tama sudah sebesar ini." Naruto mengangkat dan mencium perut Tama, membuat bayi itu tertawa kegirangan.

Aiko tersenyum senang saat melihat Tama bisa langsung akrab dengan Naruto.

"Sekarang aku jarang pulang, karena guru Kakashi selalu memberi tugas berat padaku." Naruto nampak mengeluh.

"Karena kau ingin jadi Hokage."

"Ya.. apa masalahnya?"

"Agar kau siap menjadi Hokage, bagaimana sih?"

Naruto mengernyit. Ia diam saat Tama mulai menjambak rambut dan meremas wajahnya.

"Begini. Hokage merupakan tugas yang sangat berat, kau harus bisa mengurus desa dan masalah lain di luar sana. Jika kau terbiasa mengurus semua, ketika kau menjadi Hokage nanti, pasti semua berjalan sesuai rencana."

"Tapi guru Kakashi nampak tak mengalami kesusahan?"

Aiko mengernyit. "Lho, kata siapa? Kakashi hanya tak pernah memperlihatkannya."

Naruto nampak bimbang. Baru kali ini Aiko melihat Naruto tidak seceria biasanya.

Perlahan tangan Aiko mengelus rambut Naruto dan menepuk pundaknya. "Kakashi sangat menyayangimu. Ia sudah menganggapmu sebagai anaknya sendiri. Tak mungkin Kakashi begitu kejam memberikan tugas yang kau sendiri tak bisa melaluinya."

Perlahan Naruto mulai tersenyum. Aiko mengambil Tama dalam gendongan Naruto.

"Pergilah ganti baju dan sarapan. Setelah itu kau istirahat. Berapa lama kau ada waktu di rumah?"

"Tidak tahu, aku belum memiliki tugas lagi. Tapi ada beberapa masalah yang belum terselesaikan di luar desa. Aku dan Sasuke sedang menunggu perintah selanjutnya dari guru Kakashi."

Wajah Aiko sumringah. "Berarti kau akan di sini lama?! Wah senangnyaaa!"

■■■

"Aku pulang!"

Kakashi membuka pintu rumahnya. Namun tak ada satu orangpun yang menjawab. Lampu-lampu juga hanya dinyalakan beberapa.

"Kemana semua orang?"

Kakashi berjalan menuju dapur untuk mengambil gelas dan air dingin dari dalam kulkas, lalu meminumnya untuk menghilangkan rasa dahaga.

Matanya melirik kearah jam dinding. "Ini masih pukul 10 malam, tumben sekali semua orang sudah tertidur."

Setelah urusannya di dapur selesai, Kakashi perlahan menaikki tangga untuk menuju kamarnya. Tangannya terus memijat tengkuknya yang pegal.

Life After Marriage || Kakashi x AikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang