apresiasi cerita ini dengan
v o t e & c o m m e n t
─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───Aiko berjalan menuju dapur sembari mengucek matanya, sesekali ia menguap dan melunakkan otot-otot yang terasa pegal.
"Selamat pagi, nyonya." Ucap bibi Miho sembari membungkuk memberi salam.
"Pagi bi."
"Di mana tuan Kakashi?"
Aiko tersenyum dan berjalan menuju kulkas untuk mengambil air dingin. "Ia masih tidur. Kakashi jika sudah lelah sangat sulit untuk dibangunkan." Matanya melihat bibi Miho yang sedang memasak untuknya dan Kakashi.
Saat membuka kulkas, Aiko sekaligus mengambil bahan-bahan masakan untuk MPASI Tama.
"Bagaimana malammu, nyonya?"
Aiko bangkit dari jongkoknya dan menutup pintu kulkas. Ia tersenyum malu dan mengangguk.
"Semenjak aku memperbolehkannya untuk berhubungan, ia menjadi sering meminta. Bahkan aku sampai harus meladeninya beberapa kali. Apakah aku tidak lelah?"
Bibi Miho terkekeh. "Mungkin tuan Kakashi sangat merindukanmu."
Aiko mengangkat kedua pundaknya dan meminum air dingin yang ia pegang. "Tapi karena itu Kakashi jadi sering merajuk untuk meminta jatahnya."
Aiko dan bibi Miho sudah semakin dekat. Meskipun Aiko masih bersikap dingin, tapi ia sering menceritakan banyak hal pada bibi Miho. Bahkan bibi Miho tahu perihal 'hubungan' Aiko dan Kakashi.
Hal itu dikarenakan bibi Miho paham jika Tama dititipkan padanya dalam waktu lama, berarti Aiko dan Kakashi sedang tidak ingin diganggu. Lagipula baik Kakashi maupun Aiko sudah tidak memiliki orang tua lagi. Peran bibi Miho di sana juga menjadi orang tua sekaligus teman ceritanya.
"Apakah nyonya ada rencana untuk memiliki anak lagi?"
Aiko yang sedang membuka bungkus daging langsung menoleh kearah bibi Miho. "Rencana ya, dalam waktu dekat tidak. Mengurus Tama saja sudah membuatku kelelahan, apalagi membayangkan memiliki dua anak dalam jarak waktu yang dekat. Itu sangat sulit."
Bibi Miho tersenyum, tangannya terus mengaduk masakannya.
"Apakah bibi kesusahan dalam mengurus Tama?"
"Tentu saja tidak. Meskipun tuan Tama sering menangis, tapi ia anak yang lucu dan menyenangkan."
Aiko mengambil pisau dan nampan untuk memotong dadu daging yang sudah ada di depannya.
"Maaf ya bi, aku jadi sering menitipkan Tama bersamamu."
Bibi Miho tersenyum. "Itu adalah pekerjaanku, nyonya. Kau tidak perlu memikirkannya. Lagipula kau juga perlu menyenangkan tuan Hokage. Biarkan Tama dititipkan olehku saja."
Aiko menoleh kearah bibi Miho dan tersenyum, senyum manis yang baru bibi Miho lihat.
"Bi, nanti siang tidak usah masak ya. Kita makan di luar saja."
"Karena ada tuan Naruto?"
Aiko mengangguk. Tangannya bergerak bersiap untuk memotong.
"Naruto pasti merajuk meminta untuk makan ramen atau berjalan-jalan."
Bibi Miho mengambil beberapa piring dan alat masak untuk digunakan oleh Aiko. Ia sudah lihai membantu Aiko membuat MPASI Tama.
"Good morning~"
Naruto berteriak dari arah tangga. Ia berlari dan memeluk Aiko singkat, kemudian melambai kearah bibi Miho. Aiko sudah mulai terbiasa dengan tingkah kekanakan anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Marriage || Kakashi x Aiko
Fanfiction[Sekuel dari BEHIND THE DOOR || KAKASHI X AIKO X OBITO] baca BTD dulu baru ke sini ya ✨ ❀ cerita balas dendam keromantisan Kakashi & Aiko yang gak didapetin di BTD ❀ kehidupan setelah menikah, memiliki anak, dan menjadi Hokage-6 ❀ BTD nguras emosi...