apresiasi cerita ini dengan
v o t e & c o m m e n t
─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───"Sial. Kesabaranku ada batasnya!"
Aiko melempar kertas ancaman kesekian kali yang ia dapatkan dari pengirim misterius ke dalam tempat sampah setelah ia merobeknya. Namun, meskipun tak tertulis nama di sana, Aiko tahu jika itu berasal dari Hanare.
Wajah Aiko nampak marah, karena semakin hari surat ancaman itu terdengar akan menjadi nyata.
Awal-awal Aiko hanya mendapat gertakan jika ia harus pergi dari rumah Kakashi. Namun, lama kelamaan surat itu dibarengi dengan benda-benda aneh dan menyeramkan seperti kepala hewan, darah hewan, banyaknya kunai dan shuriken yang berlumur darah, foto dirinya yang dimata-matai, sampai gangguan saat di luar rumah.
Masalahnya semua itu tak pernah datang saat Kakashi berada di rumah.
Surat terakhir yang ia dapatkan kini adalah ancaman yang serupa dengan desa Kunci, yaitu mereka sedang mempersiapkan pasukan tempur untuk menyerang desa Konoha dan negara Api. Bahkan parahnya mereka juga akan mengganggu negara lain agar kembali memulai Perang Dunia.
Mendengar itu jelas membuat Aiko geram. Dirinya saja yang hanya menghancurkan desa Konoha atas dasar dendam sudah berdampak sangat besar. Apalagi ini ada sebuah desa kecil sudah mempersiapkan segala hal untuk kembali memulai perang.
"Apakah ancaman lagi, nyonya?"
Aiko melirik singkat pada bibi Miho yang berjalan mendekat kearahnya. Dengan sigap tangan bibi Miho membantu Aiko memasukkan tiga kotak bekal ke dalam satu tas, sedangkan satu kotak bekal lain ia pisahkan untuk Kakashi di kantor.
Wanita cantik itu membalikkan badan dan menyandarkan bokongnya pada ujung kabinet. Kedua tangannya terlipat di depan dada.
"Aku benci harus terus diam seperti ini. Tapi jika aku mengatakan bahwa Hanare sudah bertindak sangat jauh, Kakashi bisa saja memenjarakan wanita itu atau bahkan membunuhnya. Aku tidak mau."
Bibi Miho melihat nyonyanya dengan tatapan lembut. Meskipun marah, kini Aiko bisa mengatur emosinya bahkan ia bisa memikirkan orang lain. Aiko tahu jika apa yang dilakukan oleh Hanare hanya sebatas desakan dari desanya. Namun, ia juga tak mungkin berdiam diri terus tanpa melakukan apapun.
"Kau ingat kan bi, saat aku mencoba memberitahu Kakashi soal surat ancaman. Kakashi langsung marah dan hendak kembali ke gedung Hokage untuk mengadakan rapat dengan Jounin lain dan menangkap Hanare hidup atau mati. Apakah itu tidak berlebihan?"
"Mungkin karena tuan sangat sayang padamu, nyonya. Ia tak ingin keluarganya terlibat masalah terutama dengan err─masalalunya."
"Tapi tetap saja ini menjengkelkan!"
"Tapi, bukankah tuan Kakashi sudah mengatakan pada Hanare jika ia sudah memiliki keluarga?"
Aiko mengendus. "Karena itu Hanare jadi bertindak aneh seperti ini. Ia tak terima jika Kakashi menikah denganku dan kami memiliki anak! Sialan."
Aiko menghela napas dalam untuk menghilangkan rasa kesal di dalam dirinya. Setelah dirasa tenang, Aiko menegakkan tubuh dan mengambil bekal makan yang sudah siap.
"Aku pergi dulu ya bi. Maaf aku harus menitip Tama di rumah karena setelah mengantar semua bekal aku akan pergi bertemu Kurenai. Tapi, jika terjadi sesuatu pada Tama langsung hubungi aku, ya?"
Bibi Miho membungkuk hormat. "Baik nyonya, serahkan tuan muda Tama padaku. Sampaikan salamku juga pada Naruto, Sasuke, dan Sakura."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Marriage || Kakashi x Aiko
Fiksi Penggemar[Sekuel dari BEHIND THE DOOR || KAKASHI X AIKO X OBITO] baca BTD dulu baru ke sini ya ✨ ❀ cerita balas dendam keromantisan Kakashi & Aiko yang gak didapetin di BTD ❀ kehidupan setelah menikah, memiliki anak, dan menjadi Hokage-6 ❀ BTD nguras emosi...