Xing Yang bersembunyi di balik pohon besar dekat gerbang. Dengan nafas yang terengah-engah, ia duduk sambil menyenderkan tubuhnya ke batang pohon tersebut. Berlari-lari kencang dari gedung kelas 12 sampai ke dekat gerbang ternyata sangat melelahkan. Syukurlah Yuhan tidak tau keberadaannya sekarang. Namun, ia bisa melihat kalau Yuhan sedang berdiri di dekat gerbang dan melihat kesana kemari mencari dirinya.
"Duh.. kok dia masih disitu sih" gumam Xing Yang sambil mengusap keringat yang menetes di pelipisnya.
Sekolah perlahan mulai sepi karena hari juga sudah mulai mendekati petang. Namun kedua remaja ini masih berada di sekolah. Yang satu sedang menunggu seseorang keluar, dan yang satu sedang menunggu orang tersebut pergi.
"Huhh.. gamau tau gue, gue tungguin tuh cewe! Sampe malam pun gapapa! Gue yakin dia masih di dalam!" ujar Yuhan dengan suara kencang, berharap Xing Yang dapat mendengarnya.
Tentu saja Xing Yang mendengar itu karena jarak mereka tidak terlalu jauh. Xing Yang sebenarnya sudah sangat bosan menunggu Yuhan pulang dari sekolah, tapi setelah mendengar perkataan Yuhan tadi, entah mengapa rasanya ia penting bagi Yuhan, saat ini.
"Apa gue keluar aja ya? Ah nanti dia pasti marah-marah ke gue" gumam Xing Yang lagi. Xing Yang mengubah posisi duduknya karena kakinya sudah cukup pegal, namun...
PRANGG!
"Ha? Siapa itu??"
Yuhan langsung berlari ke arah sumber suara, dan mendapati Xing Yang sedang bersiap untuk kabur karena baru saja ia membuat dirinya ketahuan setelah menendang kaleng minuman bekas.
"Disini ternyata!"
Secepat kilat, Yuhan langsung menahan tangan Xing Yang, dengan sangat erat. Sudah cukup ia membiarkan Xing Yang kabur selama ini.
"Lepasinnnn! Lepasin gueee!" jerit Xing Yang sambil berusaha melepaskan genggaman Yuhan. Sekuat apapun Xing Yang melawan, tidak akan ada efeknya. Lengan berotot Yuhan terlalu kuat untuk dia lawan.
"Gak akan gue lepas sebelum lo ngaku kalo lo selama ini selalu ikutin gue kemana mana!!" bentak Yuhan.
Xing Yang reflek terdiam. Baru kali ini dia dibentak sekencang itu. Ada sesuatu yang perih di dalam hatinya saat ini.
"Kok diam? Ngaku! Lo ngapain juga intipin gue sama jie Yixiao? Lo mau nyebarin gosip ga bener tentang gue?!!" bentak Yuhan lagi.
Mata Xing Yang berkaca-kaca. Jika ia mengedipkan matanya, air mata yang sudah tertampung banyak itu akan terjun membasahi pipinya.
"Lagian.. gue kayak kenal sama lo, lo cewe yang di minimarket kemarin kan??!" tanya Yuhan masih dengan suara yang kencang.
Xing Yang hanya bisa mengangguk.
Yuhan melihat Xing Yang cukup lama, tidak tega dengan wajah Xing Yang sudah mulai memerah menahan tangis, ia pun melonggarkan genggaman tangannya.
"Gausah nangis! Gue tau lo pasti akting! Akting lo buruk banget tau ga!"
Xing Yang mengusap kedua matanya. Untuk apa juga dia menangis, pria yang di hadapannya, walaupun sebenarnya ia sangat menyukai pria itu, tetap saja pria itu tidak memiliki perasaan apa-apa padanya.
"Denger ya, gue gamau tau, klo sempat orang lain tau gue ditolak sama jie Yixiao, lo yg habis gue buat, paham?!" bentak Yuhan lagi.
Xing Yang menundukkan kepalanya dan mengangguk pelan. Tiba-tiba perutnya terasa nyeri. Ia langsung meremas pelan perutnya menahan perih yang mulai menjalar kemana-mana.
Wajah Yuhan berubah sedikit panik. Anak ini kenapa tiba-tiba kesakitan begitu? Kan gue ga apa-apain! batinnya.
"Oy, lo kenapa?" tanya Yuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Love You - TF FAMILY
FanfictionMasa remaja adalah masa yang paling penuh warna. Dimana waktunya manusia untuk mencoba banyak hal baru. Diantaranya adalah soal percintaan dan belajar untuk menjadi dewasa. Dalam remaja hal percintaan adalah hal yang paling menyenangkan. Namun, sek...