TERBIT- PART TIDAK LENGKAP!!
Tersedia di shoppe
Meskipun sudah end, tetap tinggalkan vote kalian yaa
Blurb :
Baginya, dunia hanya berisi dua jenis manusia: mereka yang memilih pergi, dan mereka yang bertahan untuk memperbaiki.
Lima tahun terpenjara...
Berikan dukungan kalian buat Lara berupa vote dan komen ya Sunflower (☆▽☆). Oh ya. Satu lagi, jangan jadi Readers silent ya!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✿ ✧ ✿
Di dalam ruangan serba putih, terdengar suara mesin monitor EKG yang cukup nyaring mengisi keheningan. Baut obat-obatan tercium di indra penciuman siapapun yang masuk ke dalam ruangan itu.
Terlihat seorang gadis terbaring lemah di ranjang pesakitan dengan seorang pria yang duduk di kursi samping brankar. Pria itu tampak menggenggam erat tangan Naomi, ia berikan kecupan-kecupan kecil di tangan gadis itu.
"Maaf ... Maaf karna telah gagal menjagamu," lirih Alger menatap sendu wajah pucat Naomi. "Tolong bertahan, ya?" Alger mengecup lama dahi Naomi, setetes air mata jatuh ke permukaan wajah Naomi.
drttt drtttt
Alger menjauhkan wajahnya, ia tatap handphonenya yang berada di nakas, tertera nama Lose dengan emoticon tengkorak di layarnya. Ia mendesis.
"Ya!?" ucapnya setelah sambungan telepon terhubung.
"..."
"Hm."
Tut
Sambungan telepon dimatikan secara sepihak oleh Alger. Alger kembali menatap Naomi dengan dalam.
"Saya akan pergi sebentar, jaga diri baik-baik Nona."
Dikecupnya kembali kening Naomi setelahnya ia melenggang pergi meninggalkan ruangan Naomi.
Sepeninggalan Alger, suara langkah kaki terdengar mendekat ke arah ranjang. Haden memandang sendu Naomi dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya, ia menangis dalam diam.
"Sekali lagi maaf, Nao. Gara-gara aku, kamu kembali menderita," Haden mengecup lama tangan Naomi yang terbebas dari infus.
"Aku tahu, rasa yang tersimpan untukmu ini salah. Tapi ini bukan sepenuhnya salahku, Nao. Kita tidak akan pernah bisa menebak kemana dan pada siapa hati kita berlabuh. Berulang kali aku mencoba menepis perasaan ini, kamu tahu Nao?" Haden menatap intens Naomi yang masih setia memejamkan matanya. "Rasa ini justru semakin dalam, melihatmu begitu dekat dengan Bara membuatku sangat emosi, terlebih sainganku bertambah. Tatapan Alger si pengasuh bodoh itu, tersirat penuh akan cinta dan dambaan. Dan aku benci itu! Jangan menjauh dariku, atau Bara akan habis di tanganku."
Haden gila! Orang waras mana yang dengan entengnya mengancam orang yang sedang tak sadar diri?
"Kamu hanya milikku, hanya milikku."
Bugh
"BAJINGAN!"
✿ ✧ ✿
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.