TERBIT- PART TIDAK LENGKAP!!
Tersedia di shoppe
Meskipun sudah end, tetap tinggalkan vote kalian yaa
Blurb :
Baginya, dunia hanya berisi dua jenis manusia: mereka yang memilih pergi, dan mereka yang bertahan untuk memperbaiki.
Lima tahun terpenjara...
Berikan dukungan kalian buat Lara berupa vote dan komen ya Sunflower (☆▽☆). Oh ya. Satu lagi, jangan jadi Readers silent ya!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✿ ✧ ✿
"Kak. Ada hal penting yang aku ingin kakak tahu," ujar Alger dengan nada serius.
Leron mengalihkan pandangannya dari televisi untuk beralih menatap Alger. Dahinya mengerut samar. "Apaan? Intro ya terdengar menakutkan."
"Anu ..." Alger menjeda ucapannya begitu lama membuat Leron gemas sampai-sampai ia ingin memukul Alger. Dasar lemot hinanya dalam hati.
"Aku suka Naomi."
Leron membulatkan matanya, namun sesaat kemudian ia menggebrak meja yang berada di depan mereka dengan keras. Untungnya Alger tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Alger menatap Leron dengan pandangan tertekan.
"Akhir ya kamu bilang juga,"ujar Leron tersenyum miring.
"Kakak sudah tahu?"
"Ya tahu lah! Kamu tidak sadar ya yang kamu lakukan akhir-akhir ini cuman membicarakan dia sepanjang hari? Pulang kerja yang kamu bicarakan hanya dia," ejek Leron membuat Alger memutar bola matanya malas.
"Jadi, kakak nggak masalah?" tanya Alger terselip sedikit keraguan.
Leron tersenyum misterius "Dengar. Sebagai seorang kakak, aku nggak masalah dengan siapa pun yang bisa membuatmu bahagia," Alger tersenyum tipis mendengar itu. "Saat ini, kamu bisa menyukai siapa pun yang kamu suka. Tapi jangan biarkan dik Naomi tahu," lanjutnya membuat Alger mengerutkan dahinya.
"kenapa?"
Leron menatap malas sang adik. "Lah? Dia kan majikan. Dan kamu karyawannya. Apa yang akan kamu lakukan kalau dia merasa tidak nyaman karena tidak membalas perasaanmu? Kamu itu ketika jatuh cinta, jatuhnya bisa sangat dalam dan bucin banget. Jadi, jangan bilang padanya."
Alger terdiam membisu, membuat Leron memicingkan mata menatap curiga padanya. Alger mengalihkan pandangannya ke arah televisi.
"Sial! Kamu sudah bilang padanya?"
"Belum, brengsek."
"Alger, ngomong yang bener!"
✿ ✧ ✿
Sedangkan disisi lain, tepatnya di kamar naomi. Saat ini sang pemilik kamar tengah duduk bersandar pada senderan kasur dengan sebelah telinga yang terpasang earphone. Namun tak berselang lama terdengar suara dari dering handphonenya.
"Halo," ucap Naomi setelah sambungan telepon terhubung.
"Halo. Tadi, Bara bilang sesuatu padaku."
Ekspresi Naomi menjadi datar. "Bara bilang apa padamu?" tanyanya dengan nada malas.
"Dia bilang dia nggak sengaja melakukan sesuatu yang membuatmu kesal. Aku nggak tahu ini masalahnya apa. Tapi menurutku, kalian berdua harus segera berbaikan. Bagaimanapun kalian kan teman."
Naomi tersenyum miring. "Benar. Teman. Berikan aku waktu."
"Tapi aku khawatir kamu nggak akan punya banyak waktu."
✿ ✧ ✿
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terimakasih kepada kalian yang telah mampir membaca cerita aku yang abruadul. Sorry kalo partnya sedikit, jujur ideku lagi mentok disitu😭😭