Setelah mendengar bel surgawi berbunyi, semua murid Mandrova pun dengan semangat mengkemasi barang barangnya ke dalam tas dan memyandangnya, lalu melangkah keluar dari kelas mengikuti sang guru yang duluan melangkah keluar.
Namun, setiba diarea parkir, atau lebih tepatnya didepan gerbang sekolah, di samping pos satpam ada banyak murid yang diam berdiri disana seperti mengelilingi sesuatu. Terlihat juga tatapan mereka yang sama menatap satu objek. Bukannya pulang, lalu istirahat di rumah, ini hanya diam berdiri memandangi satu objek yang menurut mereka sangat disayangkan untuk tidak dilihat.
Di sana, di tengah tengah semua murid yang mengelilingi ada Wardi, sang ketua basket sekolah Mendrova beserta kedua temannya, Lukas dan Bastian. Dan di arah yang berlawanan ada seorang murid yang jika dilihat dari pakaiannya berbeda dengan pakaian Mendrova. Mereka adalah salah satu sekelompok geng, mereka adalah Mahantan, Stev, Nugu, dan Jay. Mereka adalah murid dari sekolah SMA Jaya.
"Lo mau apa ke sini?" tanya laki laki yang berperawakan tinggi dan berkulit putih itu. Dia adalah keturunan cina dan indonesia.
"Ya mau ketemu lo lah." balas laki laki yang bernama Mahantan atau sering dipanggil Maha. Laki laki berkulit sawo matang dan memiliki kumis tipis di bagian bawah hidungnya. Jangan lupa juga, kedua bola matanya yang disorot tajam.
"Kan bisa di lain tempat, jangan di sekolah gua." desis Wardi, sang ketua basket itu. Mengapa dia berkata seperti itu, karna dia takut namanya bakal menjadi jelek dan tercemar buruk karna laki laki yang ada didepannya.
"Gua ga terima gua kalah balapan semalam. Lo pasti main licik." sorot mata yang tajam itu semakin tajam lagi menatap lawan bicaranya. Mahantan sangat membeci Wardi, karna laki laki itu dia kalah dan uangnya yang harusnya ketika dia menang bisa membantu pengobatan kakak nya yang berada di rumah sakit.
"Ngaco lo. Lo nya aja yang lemah makanya ga terima. Udahlah. Lebih baik lo pergi dari sini." ujar Wardi, dia sekilas berbalik badan dan ternyata sudah banyak yang menatapnya, begitu juga pak Yino, selaku satpam sekolah Mendrova.
"Gua mau tantang lo, sekali lagi." kata Maha, dia ingin bertanding sekali lagi. Dia ingin membuktikan bahwa dia akan menang dan dia juga sangat membutuhkan uang itu.
"Gua tunggu nanti malam."
Setelah mengatakan itu, laki laki yang bernama Maha itu pun berbalik badan melangkah pergi dari situ bersama ketiga temannya. Menaiki motornya masing masing dan menjalankannya meninggalkan lokasi sekolah Mendrova dengan anak muridnya yang mulai bubar.
********
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHANTAN
Teen Fiction'Jika orang lain jatuh cinta dengan parasnya, maka aku jatuh cinta dengan caranya'