Hari sudah malam, jam juga sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat tapi tidak ada tanda tanda seorang gadis akan menyelesaikan lamunannya yang sedang duduk sendiri di depan rumahnya. Dia terlihat begitu nyaman dengan sendirinya sampai tak sadar seorang wanita datang dan berdiri di belakangnya. Itu adalah ibunya sendiri."Sampai kapan di situ terus?"
Ariana, atau sering di sapa Yana itu sontak menoleh kebelakang, menatap sang ibu, Ana yang sudah berdiri diambang pintu dengan menatapnya.
"Kamu kek banyak pikiran aja harus melamun di luar. Kamu itu gak perlu pikirin yang lain, kamu fokus aja sama sekolah." kata Ana dan Yana yang berdecak sebal. Padahal, dia sedang tidak banyak pikiran. Dia hanya ingin sendiri. Sebab, dia tidak tahu harus berbuat apa saat ponselnya mati total dan dia charger di kamarnya.
"Kak Yana lagi galau ma." suara Fedi tiba tiba keluar dari dalam rumah terdengar membuat Yana melotot kearah Fedi.
"Apaan sih." suara Yana terdengar kesal membuat Fedi terkekeh kecil. Ekspresi Yana sangat lucu di matanya.
"Galau?" kening Ana mengkerut tanda tak paham.
"Iya." Fedi menggangguk "Galauin cowok, Ma."
"Apaan si Fedi, enggak ya." Yana menunjuk Fedi kesal. Bisa bisanya bocah itu sok tahu walaupun sebenarnya iya, tapi sedkit. Ingat hanya sedikit.
Dia galau karna Mahantan pulang bareng dengan perempuan, di depan matanya pula.
"Gausa galauin cowok Yana. Gausa pacar pacaran dulu. Fokus sekolah dulu." kata Ana.
"Tu. Dengerin." suara Fedi kembali terdengan dan tersenyum meledek.
"Enggak ma." jawab Yana
"Urusan cowok itu nanti belakangan." kata Ana dan setelah itu wanita itu pun kembali masuk ke dalam.
"Kamu apa-apaan sih? Sok tahu banget kamu." sangking gemas atau geramnya Yana, dia pun mencubit lengan Fedi cukup kuat membuat laki laki berusia 14 tahun itu meringis sakit.
"Kan emang benar." balas Fedi.
"Kakak galauin laki laki yang naik motor di belakang kita tadi 'kan?" lanjut Fedi dengan jelas yang pasalnya itu adalah benar.
"Sok tahu!!" sembur Yana sengaja di depan wajah Fedi membuat air liurnya sedikit muncrat.
"Bau kak."
"Rasain." Yana tertawa keras dan melangkahkan kedua kakinya memasuki rumah. Dia menaiki anak tangga menuju kamarnya. Baiklah dia akan tidur saja sambil bermain ponselnya sebentar, mungkin bahtreinya sudah terisi sedikit.
Sesampai di kamar, dia mengambil ponselnya di samping tempat tidurnya dan mulai merebahkan tubuhnya sampai suatu dering pesan masuk dari ponselnya terdengar.
Yana menyerngit heran ketika nama Mahantan muncul di layar ponselnya dan memberinya pesan.
Kak Mahan
Lo belum kash gw 3 permintaan
Itulah pesan dari laki laki berparas menawan itu. Dan Yana yang setelah membaca itu hanya menghembuskan nafasnya dan berbaring menyamping. Dia mengabaikan pesan Mahantan. Dia masih terlalu kecewa soal tadi siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHANTAN
Teen Fiction'Jika orang lain jatuh cinta dengan parasnya, maka aku jatuh cinta dengan caranya'