BAB 20

2 0 0
                                    

Mari merayakan hari patah hati

Yana melangkah turun dari bis dan berdiri di halte untuk menunggu bis kembali jalan dan dia yang akan menyebrangi jalan untuk ke gedung sekolah di depannya.

Hari ini, Yana tidak diantar oleh Fedi karna laki laki itu katanya ada ujian dan harus cepat cepat namun nanti dia akan menjemput Yana pulang.

Bis sudah pergi, Yana pun mulai menyebrangi jalanan yang cukup ramai itu. Dan saat tiba di gerbang dia bertemu dengan Wardi yang sudah berdiri di samping pos satpam. Laki laki itu awalnya hanya diam menatap Yana cukup tajam namun saat Yana kembali melangkahkan keduanya kakinya dia dihadang oleh laki laki itu.

"Kenap-"

"Lo ada hubungan apa sama si Maha?" ucapan berupa pertanyaan dipotong cepat oleh Wardi dengan tatapannya yang tidak lepas dari Yana.

"Gak ada." jawab Yana walaupun sedikit ragu dan takut dengan sorotan di mata laki laki itu.

"Bilang sama Maha lo itu, gara gara dia, teman gua, Bastian dan Lukas masuk rumah sakit." suara Wardi memang pelan namun sangat menakutkan apalagi ditambah dengan sorotan matanya itu.

Dan yang membuat Yana kaget adalah, apakah benar Bastian dan Lukas masuk rumah sakit karna pertengkaran yang kemarin dengan Mahantan. Kalau benar begitu, Mahantan berarti semalam benar benar marah dan itu karna dia kah?

"Urusan apa lo sama dia?" sebuah suara dari belakang tiba tiba terdengar membuat Wardi dan Yana pun menoleh. Rupanya, dia adalah Mahantan dengan perempuannya yang baru saja turun dari motor besarnya.

Mendadak Yana langsung mengalihkan pandangannya dari Maha yang mana laki laki itu melangkah mendekat dan seorang gadis disampingnya. Rasa tidak nyaman yang tadinya semakin bertumbuh apalagi saat datangnya Mahantan bersama gadis yang tidak diketahuinya namanya.

Yana menelan salivanya dengan kepala sedikit menunduk lalu melangkah pergi menjauh dati ketiganya. Hati kecilnya belum siap untuk melihat Maha atau pun perempuan itu. Kenapa, segitu banyaknya perempuan, Maha harus memiliki kekasih di sekolahnya.

Apakah semesta sedang membuatnya kembali gagal dalam mencintai seseorang.

Yana menoleh sekilas ke arah belakang, disana Wardi sudah melangkah pergi meninggalkan Maha dan perempuannya itu. Terlihat dari jauh, Mahantan tersenyum manis pada gadis berambut pirang itu lalu melangkah pergi menyelusuri lorong kelas X.

Yana menghadap ke depan lagi, tersenyum miris sembari melangkahkan kembali kedua kakinya menuju kelasnya. Bahkan kisahnya cintanya belum dimulai sudah berakhir tanpa ada kata.

"Lo kenapa?" tanya Zumi saat Yana datang dan duduk disampingnya. Wajah Yana terlihat kusut dan dia merasa kedua bola mata Yana memanas dan sedikit merah.

"Lo kenapa heh?" Zumi menyenggol beberapa kali lengan Yana dan Yana yang hanya diam, belum siap untuk menjawab. Bahkan tenaganya habis untuk berbicara akibat patah hatinya.

"Kesambet dimana lo?" Yana diam lagi. Masih belum menjawab.

"Aneh lo." Zumi mendengus kesal dan melirik kearah Zaka yang baru tiba.

"Kok lo baru datang? Perasaan lo deh yang duluan berangkat tadi?" heran Zumi menatap Zaka yang berjalan melewatinya begitu saja.

MAHANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang