Kehidupan seperti neraka harus dirasakan oleh gadis cantik nan lugu. Aladia selalu menutupi kepedihan yang terjadi selama 8 tahun dengan senyuman.
Perjodohan antara Shaland dan Aladia, membuat kehidupan Aladia berubah.
Shaland dengan wajah tampannya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah mewah nan besar dengan fasilitas yang terbilang lengkap, bukankah sudah ditebak kehidupannya seperti apa? inilah kehidupan Shaland Antaleo, bisa dibilang hidupnya sangat sempurna, dirinya yang terkenal tampan terlahir dari keluarga kaya raya, ayahnya adalah seorang owner di perusahaan dan ibunya adalah pemilik hotel
Lahirlah kedua putranya, memiliki saudara kandung laki-laki bukankah itu menyenangkan? berbeda dengan Shaland yang tak pernah akur dengan kakaknya sendiri Senand, anak pertama dari Aiden Antaleonardo dan Shaila Arlanada itu sebentar lagi mungkin akan menjadi penerus perusahaan.
Itu dia yang Shaland senang, ia tak ingin menjadi penerus perusahaannya sendiri, lagi pula impian Shaland bukan itu. Namun orang tuanya memaksa agar dirinya bekerja di perusahaan, bagaimana pun Shaland harus bisa meneruskan perusahaan yang dimiliki oleh papanya. Begitu bukan kehidupan seorang CEO?.
Senand juga tidak tinggal dirumahnya, kakak laki-laki yang berbeda 5 tahun dengannya kini sedang menjalankan bisnis di Francis.
Shaland hanya anak kelas 12 SMA yang sebentar lagi akan lulus, pada dasarnya seorang anak memang tidak suka diatur, begitu lah Shaland yang selalu diatur oleh kedua orang tuanya, Shaland merasa dirinya terlalu dianggap anak kecil, padahal ia merupakan ketua geng motor Amschel, bahkan pasangan hidupnya pun harus melalui perjodohan.
Hari ini merupakan hari tersial, ya! hari inilah perjodohan itu terjadi, perempuan yang akan dijodohkan dengannya ini merupakan perempuan yang lebih tua darinya dua tahun, anak pertama dari CEO terkenal Marselino, namanya juga CEO bukankah harus memiliki keluarga yang setara?.
Shaland berpikir apa bukannya ia menikahi anak yang kedua? yang mungkin sepantaran dengan dirinya, berbeda dua tahun memang tidak jauh tetapi itu mungkin tidak baik.
"Kita sudah sampai Shaland." ucap Shaila mama Shaland.
Shaland tetap diam memandang rumah bak istana yang ada dihadapannya, pintu mobil pun terbuka Shaland langsung keluar dari mobil.
"Ayo nak, kita masuk."
Beberapa orang menyambutnya seperti pejabat saja, Shaland tetap berjalan mengikuti kedua orang tuanya ia menatap kanan kiri yang terlihat aesthetic dimatanya, rumah bernuansa putih krem ini terlihat simple.
Akhirnya sudah sampai didalam Shaila dan Aiden saling bersalaman dan menyapa, Shaland masih tetap diam dengan tatapan datarnya, ya! kini ia sudah melihat seorang gadis yang akan berjodoh dengannya, memang cantik tapi tidak menarik dimata Shaland, Shaland tau sendiri bagaimana kriteria cantik untuk dirinya yang kelewat tampan ini.
