29|Terobsesi

186 10 3
                                    

Ahaaayyyy akhirnya bisa nambah part lagi🤏🏻💋

Shaland membuka pintu kamarnya ini, ia berjalan masuk ke dalam, Shaland melepaskan jaket yang ia pakai dan melemparnya ke sembarang arah, ia juga melepas seragamnya sehingga menampilkan tubuh indahnya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shaland membuka pintu kamarnya ini, ia berjalan masuk ke dalam, Shaland melepaskan jaket yang ia pakai dan melemparnya ke sembarang arah, ia juga melepas seragamnya sehingga menampilkan tubuh indahnya ini.

Shaland merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia menatap langit-langit atapnya ini. Sebenarnya Shaland tidak menemani Vivian makan,ia hanya mengantar Vivian untuk makan di halaman depan sekolah, memang biasanya orang-orang akan makan dan mengobrol disana, Shaland hanya ingin Aladia melihatnya.

Shaland mendudukkan tubuhnya kembali, ia berjalan menuju lemarinya untuk mengambil kaos miliknya, setelah menemukan kaos pendek berwarna hitam ini, Shaland langsung memakainya.

Shaland pun memilih untuk keluar dari kamar, ia ingin menemui kakaknya itu, sedari tadi pikirannya selalu mengganggu. Shaland yakin Senand pasti ada di ruang kerjanya

Setelah menemukan pintu ruangan kerja Senand, Shaland pun langsung membukanya, Shaland dapat melihat Senand yang sedang duduk sembari membaca buku. Senand menatap kedatangan Shaland.

"Ada apa kamu kesini?" tanya Senand.

"Gue mau tanya sama lo." ucap Shaland seraya berjalan mendekat pada meja Senand ini. "Lo kenal sama Aladia?"

Senand terkekeh sembari menyimpan bukunya itu di atas meja, Senand menatap Shaland.

"Dia calon istri kamu kan?" Senand berdiri dari duduknya. "Aladia itu sahabat saya." ucap Senand.

Senand beralih duduk sedikit di tepi mejanya ini. "Dulu waktu saya ulang tahun yang ke sebelas, saya merayakan ulang tahun di panti asuhan, dari pada buang-buang uang untuk pesta, saya lebih pilih untuk makan bersama anak panti, disitu saya ketemu sama Aladia, setiap pulang sekolah, saya selalu mengunjungi dia di panti. Dia dari kecil memang baik, dan cantik, itu kan yang membuat kamu memilih Aladia dari pada kakaknya?"

Shaland menunduk sebentar dan kembali menatap Senand. "Lo kenal deket sama Ala?" tanya Shaland membuat Senand mengangguk.

"Seperti yang kamu lihat, kemarin dia peluk saya, berarti saya orang yang dia rindukan bukan?"

Shaland menatap Senand dengan tatapan mautnya ini. "Mau dia rindu sama lo, dia milik gue." ucap Shaland datar dan hendak berjalan keluar dari ruangan ini.

"Dia belum sepenuhnya milik kamu Shaland, dia bisa saja berpaling bukan?" tanya Senand membuat langkah kaki Shaland terhenti, bahkan tangannya sudah mengepal.

Shaland pun berjalan kembali, ia membuka pintunya dan keluar, Shaland melihat layar handphonenya ini karena berdering, ada panggilan masuk dari Richo, pegawai bengkelnya itu.

"Bos, pacar lo namanya Aladia?"

"Kenapa?" tanya Shaland.

"Dia lagi di bengkel, lagi ganti ban mobil."

Shalandia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang