21|Alasan Takut

166 5 1
                                    

(Ini anak²nya suka gelut² gemeshh, harap dimaklumi ya🫰🏻🙏🏻)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini anak²nya suka gelut² gemeshh, harap dimaklumi ya🫰🏻🙏🏻)

Shaland sedang menikmati pemandangan malam dari dalam kamarnya, sangat terlihat jelas bangunan-bangunan tinggi dengan pencahayaan yang indah dari atas sini. Ia sudah membuka jendela kamarnya ini lebar-lebar, karena Shaland tengah menghisap rokok yang sebentar lagi akan habis. Kini Shaland berada di hotelnya, Shaland menunggu laptop yang Aladia pakai sejak satu jam lalu.

Shaland menekan rokoknya itu ke asbak, Shaland berjalan keluar dari kamarnya, ia menuruni anak tangga dan melihat Bi Tari yang sedang mengupas kulit buah mangga sambil menonton TV.

"Bi, Aladia dimana?" tanya Shaland membuat Bi Tari menyimpan pisau yang ia pegang itu.

"Di kamar den, dari tadi belum keluar kamar."

Shaland melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul sembilan malam, sepertinya gadis itu sudah tertidur.

Shaland membuka pintu kamar Aladia, dan benar saja Aladia tertidur di atas meja belajarnya, gadis ini terlihat sangat kelelahan.

Shaland mendekati Aladia, laptop miliknya masih menyala, Shaland melihat layar laptop , ia memperhatikan pencarian googlenya.

"Tanda seseorang mengalami gangguan mental."

"Cara menghilangkan trauma."

"Klinik psikologi terdekat."

Shaland membaca semua pencarian yang Aladia cari itu.

"Shaland!"

Aladia langsung terbangun, untungnya Shaland tidak terkejut, ia sekarang sudah terbiasa melihat Aladia akan bangun dalam keadaan seperti ini.

"Kenapa?" tanya Shaland membuat Aladia menggeleng. "Tidur di kasur!" titah Shaland.

Aladia melihat layar laptopnya yang menyala, ia langsung mematikan laptopnya itu dan menatap Shaland.

"Makasih laptopnya." Aladia berdiri dari duduknya, ia berjalan menuju kasurnya ini.

Shaland mengikuti Aladia, gadis itu sudah berbaring, Shaland pun memakaikan selimut pada gadisnya.

Shaland mengelus puncak kepala Aladia. "Gue suruh Bi Tari temenin lo tidur."

"Kamu mau kemana?" tanya Aladia.

"Mau ke rumah Elbara." jawab Shaland membuat Aladia mengangguk-angguk.

"Tidur yang nyenyak." ucap Shaland dan berjalan keluar dari kamar Aladia.

Shaland memakai jaketnya yang menggantung di kursinya itu. "Bi Tari!" panggil Shaland.

"Iya den?"

"Ala kenapa suka kebangun tiba-tiba?"

"Nah, kalau itu bibi juga gak tahu, tapi neng Ala suka bilangnya dia mimpi buruk, cuma neng Ala kaya gitu baru-baru ini den, maksudnya bukan dari dulu, kalau gak salah dari setahun yang lalu neng Ala suka kaya gitu." tutur Bi Tari.

Shalandia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang