8|cerita-cerita di Shankara

317 9 0
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi, waktu yang semua orang tunggu-tunggu, bahkan semua murid dikelas Aladia sudah hampir menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat sudah berbunyi, waktu yang semua orang tunggu-tunggu, bahkan semua murid dikelas Aladia sudah hampir menghilang.

"Ala ayo ke kantin!" ajak Kalista yang baru saja membereskan mejanya.

Aladia mengangguk, "Iya, ayo."

"La lo pacarnya Shaland ya?" tanya Zeehan membuat Kalista menyenggol lengan Zeehan.

Zeehan melirik pada Kalista. "Iihhh, gue cuma nanya aja kok La." ucap Zeehan.

"Aku sama Shaland cuma temenan aja." jawab Aladia dengan senyumnya .

Mereka mengangguk-angguk, padahal Kalista sudah tau Aladia adalah calon istri Shaland, tapi Theo menyuruhnya untuk tidak memberi tahukan siapa pun.

"Lo emang suka ngomong aku kamu ya?" tanya Zeehan

"Iya soalnya aku udah kebiasaan, kalau lo gue kayanya belum biasa." jawab Aladia.

Kalista merangkul pundak Aladia. "Gak papa Ala, Zeehan emang cerewet, kepoan anaknya, jadi senyaman lo aja ya, kita bakalan berteman baik sama lo." ujar Kalista.

"Iihhhh, engga Ala! enak aja." Zeehan cemberut tak terima Kalista bilang dirinya cerewet dan kepoan.

Aladia, Kalista dan Zeehan pun memilih untuk pergi menuju kantin.

"Oh iya bukannya kata kalian mau nunggu Mora?" tanya Aladia membuat Kalista dan Zeehan saling tatap, mereka melupakan cewe gila itu.

"Dia kemana?" tanya Aladia.

"KETEMU RIVALDI!" jawab Kalista dan Zeehan bersamaaan.

"Ayo kita langsung ke kantin!" Kalista menarik tangan Aladia dan Zeehan sambil berlari.

Zeehan sudah ngos-ngosan berlari dari jarak yang jauh sampai akhirnya sudah berada dikantin. Sesuai dugaan gadis bernama Mora itu sudah memesan makanan dikantin, bukan untuk dirinya melainkan untuk cowok ganteng bernama Rivaldi.

"Kita harus cegah, sebelum terjadi bencana!" ucap Zeehan.

"Bencana apa?" tanya Aladia.

"Lebih bencana dari bencana." jawab Kalista membuat Aladia semakin tak paham.

"Kebakaran?" tanya Aladia.

"Bukan." jawab Zeehan.

"Banjir?"

"Bukan."

"Tsunami?"

"Bukan."

"Gempa bum-

"Ini soal harga diri Ala!" ucap Zeehan. "Lo perhatiin ya si Mora itu." katanya membuat Aladia mengangguk.

Aladia memperhatikan gadis berambut pendek bernama Mora itu, Mora baru saja selesai memesan kentang goreng sengan saus dan lemon tea, gadis itu berjalan cukup jauh dari tempat ia memesan, bahkan kepala Aladia sudah membelok saking memperhatikannya, dan ternyata Mora sudah berdiri di dekat Rivaldi yang sedang makan bersama teman-temannya.

Shalandia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang