23|Pertama Kali

182 8 1
                                    

Sebelum membaca mam yang banyak biar cepet gede dan menjadi dewasa🫄🏻🤘🏻,,,  sekiann...😗

Hampir saja bibir Shaland menyentuh bibir mungil Aladia kalau saja gadis ini tak menutup bibir Shaland, Aladia langsung terduduk dengan pipinya yang sudah memerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hampir saja bibir Shaland menyentuh bibir mungil Aladia kalau saja gadis ini tak menutup bibir Shaland, Aladia langsung terduduk dengan pipinya yang sudah memerah.

"Sha-Shaland bukannya Bi Tari mau jemput aku kan?"

Shaland mengambil handphonenya yang ada di atas meja, ia menatap layar handphonenya itu, ternyata Bi Tari sudah mengirim pesan sejak dua menit lalu.

👤Bi Tari

den Shaland
bibi udah dibawah

Iya bi sebentar lagi

Shaland kembali menyimpan handponenya, sementara itu Aladia sudah berdiri di pinggir ranjang Shaland.

"Mau pulang?" tanya Shaland membuat Aladia mengangguk.

"Aku ke rumah aku aja ya Shaland, aku belum pulang."

"Emang ada yang cari lo? om Marsel gak di rumah."

Aladia meremas rok seragamnya ini. "Aku takut mama marah, aku harus pulang."

Aladia menatap wajah Shaland yang sedang menatapnya, Aladia menyentuh bibir Shaland dengan tangannya membuat Shaland meringis dan sedikit menjauhkan wajahnya itu.

"Nanti obatin ya Shaland." ucap Aladia, ia mendekatkan wajahnya pada Shaland, dan mengecup bibir Shaland singkat.

Mata Aladia langsung berkedip-kedip, tiba-tiba saja Aladia langsung cegukan, ia langsung menutup bibirnya rapat-rapat.

Melihat itu Shaland menunduk sebentar untuk menahan senyumnya ini, Shaland kembali menatap wajah Aladia.

"Segitu aja?" tanya Shaland.

"A-aku pulang dulu ya." Aladia berjalan dengan cepat, namun Shaland mengikuti gadisnya dari belakang dan menarik tangan Aladia, membuat gadis ini berhadapan dekat dengan Shaland.

Aladia kembali cegukan, mata Aladia dengan Shaland saling beradu tatap.

"Kenapa Shaland?" tanya Aladia.

Shaland berjalan mendekat membuat Aladia berjalan mundur, dengan cepat Shaland mendorong Aladia hingga punggung gadis ini tersentak ke dinding.

Aladia sudah tak bisa kemana-mana karena kedua tangan Shaland sudah mengunci dirinya.

"Boleh ya? sekali aja?"

Shalandia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang