6|obat untuk kesedihan

355 11 0
                                    

Akhirnya Aladia sudah berada dirumahnya karena Shaland yang antar, Aladia tak menerima ajakan Shaland yang menyuruh kerumahnya untuk diobati oleh Shaila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akhirnya Aladia sudah berada dirumahnya karena Shaland yang antar, Aladia tak menerima ajakan Shaland yang menyuruh kerumahnya untuk diobati oleh Shaila. Sebenarnya Aladia mau saja, namun ia tidak mau juga mama dan kakaknya itu murka lagi pada dirinya.

Pintu pun terbuka Aladia masuk kedalam, namun ia terkejut saat Ravilla ada dihadapannya.

"Ayah ada bisnis sama mama di luar kota, jadi gue gak mau lo tinggal disini!" ucap Ravilla.

"Terus aku harus kemana?" tanya Aladia.

Ravilla tersenyum menertawakan. "Ya bukan urusan gue lah!" ucap Ravilla.

"Kak, bisakan kita kaya dulu lagi, aku mau kita seneng-seneng kaya dulu, aku adik kakak, kakak dulu sayang banget sama aku, kenapa kakak berubah kak? aku mohon kak maafin aku, terima aku lagi kak." ucap Aladia lirih membuat Ravilla terdiam.

Memang benar dari kecil mereka sangat akur dan harmonis, bahkan terlihat bahagia, namun perbedaannya adalah Aladia anak rajin dan lemah lembut, sedangkan Ravilla ia selalu marah kalau permintaannya tak dituruti.

Saat itu Marselino marah karena Ravilla ingin lompat dari lantai dua karena tidak di belikan mainan, padahal Marselino sengaja agar Ravilla bisa memanfaatkan mainan yang ada seperti Aladia, bahkan Aladia hanya memakai mainan bekas milik Ravilla.

Saat itu Ravilla marah pada Aladia, karena bagi Ravilla gadis itu seperti mencari muka dihadapan ayahnya, dan yang membuat Ravilla seperti ini adalah Eva, wanita itu memiliki banyak cara untuk menyingkirkan Aladia yang sangat disayangi oleh Marselino.

"Lo itu perebut kebahagiaan gue Aladia! lo selalu rebut apa yang gue punya! gue gak akan anggap lo adek gue lagi!" Ravilla membentak.

Mata Ravilla berair ia selalu mengingat kejadian waktu dulu, Aladia telah merebut perhatian dan kasih sayang ayahnya sendiri, dan sekarang Aladia merebut Shaland.

Ravilla langsung mendorong tubuh Aladia agar keluar dari rumahnya.

"GUE JIJIK SAMA LO ALADIA!!! GUE GAK MAU LO ADA DI KELUARGA INI!!" Ravilla semakin marah, ia langsung menutup pintu rumahnya

Air mata Aladia menetes, ia mencoba membuka pintunya namun sudah terkunci.

"Ibu, ayah... aku kangen kalian..." ucap Aladia, ia berharap ibunya kembali padanya, ia akan memaafkan apapun alasan mengapa orang tua kandung Aladia mengirimnya ke panti asuhan.

"Neng Ala."

Mang Bayu dan Bi Nian adalah pasangan suami istri yang menjaga kebun dibelakang rumah ini.

"Neng Ala kerumah bibi aja ya, bibi sama mang Bayu udah beres kerja, neng Ala bisa ikut bibi." ucap Bi Nian.

"Iya neng, kamar dirumah mang ada dua, neng bisa pakai kamar itu."

"Gak papa mang, bi, Ala mau keluar dulu aja jalan-jalan."

"Udah malem neng, neng belum makan ya?"

"Belum bi."

Shalandia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang