⏱️ COUNTDOWN : 2 - 134 ⏱️

62 8 1
                                    

"Bertahanlah!"

Rosalyn terus berenang hingga sampai di kapal Zestro. Dia segera menaikkan Reki dan Kira yang sudah dia bekukan ke atas kapal. Sebelum masuk ke dalam, Rosalyn sempat menoleh ke arah sebuah ledakan misterius dari arah kapal bajak laut Houshou. Melihat itu jelas membuat Rosalyn cemas dengan keadaan yang lainnya.

Meskipun cemas, Rosalyn memprioritaskan Kira dan Reki yang jantungnya tertusuk untuk diamankan. Dia membawanya ke dalam lalu meletakkan mereka berdua di dalam ruangan medis. Karena tidak memiliki akses, Rosalyn bingung harus berbuat apa hingga sistem peralatan medis di sana memberitahu kalau perlengkapan hanya bisa dioperasikan dengan sidik jari.

Mengetahui itu, Rosalyn bergegas mencari sebuah lem dan mencari sebuah benda yang terakhir kali dipegang oleh Kira. Dia teringat dengan tempat duduk Reki, lalu segera menempelkan lem di sana dan Rosalyn berusaha hingga dia berhasil mendapatkan sidik jari milik Reki.

Sebelum mengoperasikannya, Rosalyn membuat suhu tubuh mereka menjadi normal kembali. Setelah itu dia menempelkan sidik jari yang berhasil dia dapatkan dan dengan hanya menggunakan jari telunjuk saja, Rosalyn mengutak-atik sistem. Protokol kesehatan mulai aktif dan hal itu membuat Rosalyn senang. Tangan robot mulai aktif lalu mereka berdua segera diobati oleh protokol kesehatan yang ada di sana.

"Aku harus memeriksa yang lainnya," Rosalyn bergegas pergi menuju geladak kapal.

Sesampainya di sana, Rosalyn dibuat terkejut saat gurita kecil itu merangkak di atas kapal dengan luka di sekujur tubuhnya. Rosalyn yang kebetulan membawa serum penyembuhan langsung menyuntikkannya pada gurita tersebut. Setelah menyuntikkannya, Rosalyn membawanya masuk ke dalam dan segera meletakkannya di dalam tabung khusus supaya gurita tersebut bisa bertahan.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa malah seperti ini?" Rosalyn yang merasa putus asa.

Perlahan Rosalyn terduduk lalu menundukkan kepalanya setelah dia tau kalau ledakan besar itu menyebabkan banyak yang menjadi korban. Kini dia hanya perlu menunggu waktu gilirannya karena bisa saja Fishina menyerangnya kapan saja.

Sementara itu, kelompok Risu yang sedang menyusuri lorong panjang kini sampai di sebuah ruangan terbuka yang sangat luas. Di tengah-tengah ruangan mereka melihat sebuah gumpalan dan karena hal itu, mereka semua bersiap jika gumpalan tersebut tiba-tiba saja menyerang. Saat mereka sudah cukup dekat dengan gumpalan tersebut tiba-tiba saja itu berubah menjadi seekor monster dengan tentakel.

Merek berempat langsung diserang oleh monster tersebut. Begitu mereka akan dihantam sebuah tentakel, mereka reflek membalas dan berhasil memotongnya. Setelah itu Hanz berlari ke arahnya sambil terus menebas. Saat sebuah tentakel bergerak cukup cepat, Hanz menjatuhkan dirinya yang membuatnya berseluncur di lantai sambil membalas tentakel tersebut menjadi dua bagian.

Risu menggunakan sihir yang di mana dia memunculkan sebuah batang besi yang menusuk setiap tentakel hingga monster itu tidak bisa menggunakannya. Setelah itu Imel menggunakan sihir penyegelan yang memunculkan rantai dan mengikat monster tersebut.

"Sekarang Hanz!" teriak Imel.

Hanz melompat untuk mengayunkan pedangnya, namun sihir Imel tiba-tiba saja memudar hingga monster itu bisa menyerang Hanz dan membuatnya terhempas. Doris dengan sigap menggantikan posisi Imel dengan melakukan sihir penyegelan yang di mana itu diperkuat dengan sihir milik Risu. Dalam sekejap, mereka berdua berhasil menyegel monster tersebut masuk ke dalam lingkaran sihir. Imel jelas heran karena sihirnya terasa tidak mempan sama sekali.

"Kenapa sihirku selalu tidak bisa di sini?" Imel hang heran.

"Mungkin itu disebabkan sihirmu masih sihir biasa," ujar Doris.

COUNTDOWN : SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang