“Situasi yang buruk”
Setelah gadis itu tenang, Imel memberikan air padanya sementara Risu memberikan makanan yang dia persiapan di dalam tas miliknya. Gadis itu meminum dan memakannya dengan lahap seakan sudah tidak makan selama beberapa hari. Hanz sendiri terlihat mengumpulkan seluruh tulang-belulang pada sebuah lubang galian besar untuk menguburkannya secara layak.
Setelah semuanya dia masukkan, Hanz segera menutupnya kembali dengan tanah lalu membuat sebuah penanda dari kayu bekas di sana. Hanz meletakkan kedua tangannya di depan untuk mendoakan para mayat itu supaya kematiannya bisa membawa ketenangan.
Gadis itu bersama Risu dan Imel juga melakukan hal yang sama. Terlihat kalau gadis itu cukup sedih saat melihat para mayat yang sudah menjadi tulang seperti itu.
“Bagaimana keadaan di luar wilayah istana?” tanya gadis itu.
“Kami tidak menemukan apapun, seseorang yang melakukan ini pasti mengumpulkan mereka semua dalam satu tempat dan menghabisinya di sana," jawab Hanz.
“Kita harus memeriksanya di ruangan bawah tanah, itu tempat yang paling cocok untuk menyembunyikannya,” ujar Risu.
Selesai berdoa di sana, gadis itu mengajak mereka masuk ke dalam Istana. Saat masuk ke dalam sana, mereka mencium sebuah aroma yang cukup menyengat hidung mereka. Imel dan Risu sontak membuat sebuah pelindung supaya aroma tersebut tidak menyakiti hidup mereka selama berada di sana.
“Hei, kami belum tau namamu, apa kau memiliki nama?” tanya Imel.
Gadis itu berhenti, “Kalian bisa memanggilku Doris,” jawabnya.
Mereka bertiga memperkenalkan nama mereka masing-masing dan Doris terlihat cukup tertarik dengan Risu yang sihirnya bisa melepaskannya dari dalam segel. Setelah itu, mereka melanjutkan kembali eksplorasi dan Doris membawa mereka menuju aula Kerajaan yang sangat luas. Doris nampak sangat sedih ketika melihat foto dari raja dan ratu yang kondisinya sudah sangat rusak.
“Apa mereka orangtuamu?” tanya Risu.
“Hm, itu adalah Ayah dan Ibuku. Mereka berdua terbunuh saat Insiden yang menimpa Kerajaan kami,” jawab Doris.
Wajah mereka tampak serius saat Doris mengatakan insiden yang menimpanya. Mereka yang mencurigai ketiga sosok misterius itu harus segera menyusun rencana karena kalau benar, maka ketiga sosok tersebut memiliki kekuatan yang sangat kuat hingga bisa menghancurkan Kerajaan sampai seperti ini.
Sebelum melanjutkan perjalanan, mereka berempat berpencar ke segala penjuru aula Kerajaan untuk menemukan sesuatu di sana. Imel cukup tertarik saat melihat kumpulan buku dalam satu lemari, namun buku-buku tersebut sudah banyak sekali yang rusak. Saat memeriksa satu buku, Imel menemukan hak yang menarik yaitu sebuah sihir yang bisa dia pelajari.
“Doris, apa aku boleh membawa buku ini?” tanya Imel sambil menunjukkan buku tersebut.
“Kau boleh mengambil sebanyak yang kau mau, semua itu sekarang sudah tidak berguna,” jawab Doris.
Sementara itu, Hanz memeriksa segala senjata milik prajurit Kerajaan yang berserakan di sana. Untuk berjaga-jaga, Hanz mengambil satu pedang dan ikat pinggang pengaitnya supaya tidak perlu menenteng pedang tersebut. Risu terlihat berdiri di depan dinding cermin berharap bisa bertemu kembali dengan Ayunda.
“Ayunda, kenapa kau tidak menjawab?” Risu yang sedih.
Risu menyentuh dinding cermin tersebut lalu tiba-tiba saja dia malah masuk ke dalam cermin dan teriakan dari Risu membuat yang lainnya langsung menoleh ke arahnya. Sesaat mereka melihat Risu yang masuk dan segera mereka berlari ke arahnya untuk menolong Risu. Saat akan menolongnya, Risu memunculkan kepala dan tubuh bagian atasnya ke luar dari cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
COUNTDOWN : SEASON 2
Fanfiction⚠️ SEASON 1 BISA CEK DI AKUN INI ⚠️ Perjalanan Moona Hoshinova bersama teman-temannya masih terus berlanjut. Kemunculan Kekaisaran baru yakni ATARAXiA membuat semuanya menjadi tidak terkendali. Babak baru telah dimulai, Kerajaan Zestro terus berusah...