“Kenapa?”
Saat Alice sudah beranjak 3 tahun, dia mulai menunjukkan kekuatan yang dia miliki. Sang Raja, Ratu, dan Lamy menyaksikan bagaimana Alice menggunakan kekuatannya. Begitu dia mengaktifkannya, betapa terkejutnya mereka betiga saat mengetahui kemampuan Alice malah menciptakan awan kecil yang menurunkan hujan.
Alice yang tidak tau apa-apa malah terlihat bahagia saat dia berhasil menggunakan kekuatannya. Berbeda dengan reaksi seluruh keluarganya, sang Raja menggunakan kekuatannya yang menutup segala akses masuk ke dalam ruangan supaya tidak ada yang menyaksikannya selain mereka.
Alice sontak berhenti menggunakan kekuatannya dan merasa heran dengan sikap dari Ayahnya barusan.
“Ayahanda, kenapa Ayahanda menutup semuanya?” tanya Alice yang heran.
Kini tatapan sang Ratu pada Alice berubah yang awalnya tatapan penuh kasih sayang, kini menjadi tatapan yang penuh akan kebencian. Tidak hanya sang Ratu, melainkan sang Raja dan Lamy juga berubah sepenuhnya. Semenjak hari itu, Alice sangat jarang mendapatkan kasih sayang dan bahkan dia hampir tidak pernah mendapatkannya lagi.
Hanya pelayan yang memang tugasnya menjaga Alice yang menemaninya bermain bahkan perhatiannya kini melebihi keluarganya. Pelayan yang bernama Jena itu sangat iba pada Alice yang diperlakukan berbeda dan tidak jarang kalau sang Ratu menggunakan kekerasan padanya. Alice mendapat tamparan keras pada pipi kanannya yang kemudian diobati oleh Jena.
Alice hanya bisa menahan rasa sedihnya dan berpura-pura kuat serta bersikap seperti tidak terjadi apa-apa di hadapan Jena.
“Tuan putri kenapa? Jena sudah tau kalau tuan putri mendapat luka ini dari yang mulia. Alice tidak perlu menyembunyikannya lagi, Jena akan tetap menemani tuan putri,” ujarnya.
Mata Alice mulai berkaca-kaca yang kemudian dia memeluk Jena sambil menangis. Jena balik memeluknya dan mengelus rambutnya untuk menenangkannya.
“Menangis saja jika sudah tidak kuat, tuan putri sudah melakukannya dengan baik. Jena akan terus menemani tuan putri apapun yang terjadi,” ujar Jena.
Diam-diam, Lamy mengintip mereka berdua dari luar kamar. Lamy sebenarnya tidak sepenuhnya membenci Alice, namun karena sikap kedua orangtuanya yang seperti itu membuatnya harus ikut membenci Alice supaya tidak mendapatkan perlakuan yang sama.
“Maafkan Kakak, Alice,” ucap Lamy.
Saat Jena sedang menemani Alice bermain, dia penasaran kenapa Alice bisa dibenci seperti itu oleh keluarganya sendiri. Alice sempat mengatakan kalau itu terjadi setelah dia menunjukkan kekuatannya, Jena langsung paham kalau kekuatan Alice berbeda dengan anggota keluarga Kerajaan lainnya dan itu yang membuatnya dibenci sampai seperti itu.
“Jena mau lihat?” tanya Alice.
“Boleh, Jena penasaran,” jawab Jena.
Alice menggunakan kekuatannya dan memunculkan sebuah awan yang kemudian menurunkan sebuah hujan. Berbeda dengan reaksi keluarganya, reaksi Jena terlihat seperti bangga dan tidak terlihat membencinya. Hal itu membuat Alice senang dan semakin bertambah nyaman saat bersama dengannya.
Namun ... Alice tidak pernah menyangka kalau hal yang terjadi saat itu akan menjadi malapetaka. Sang Ratu yang tau kalau Alice memperlihatkan kemampuannya pada Jena langsung memukulinya dan Lamy hanya bisa melihat adiknya yang dipukuli oleh Ibunya tanpa bisa mencegahnya.
Jena kemudian datang dan menghentikan sang Ratu lalu memberitahu kalau semuanya karena dia penasaran dan Alice tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Sang Ratu menampar Jena hingga dia terjatuh lalu pergi dari kamar Alice sambil membanting pintu. Jena mengobati luka di wajah Alice dan dia tidak dapat menahan air matanya saat Alice diperlakukan seperti itu oleh Ibunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
COUNTDOWN : SEASON 2
Fanfic⚠️ SEASON 1 BISA CEK DI AKUN INI ⚠️ Perjalanan Moona Hoshinova bersama teman-temannya masih terus berlanjut. Kemunculan Kekaisaran baru yakni ATARAXiA membuat semuanya menjadi tidak terkendali. Babak baru telah dimulai, Kerajaan Zestro terus berusah...