Naruto milik Masashi Kishimoto
Cerita ini milik Aizashinra
DLDR!!!
Warning : OOC, typo, cerita pasaran, dapat mengakibatkan darah tinggi dan emosi, dll.
Happy reading dan enjoy! 😊
Note : Ini menceritakan dari sudut pandang Hinata ya. 😊
.
.
.
Jika membahas mengenai desa terindah di dunia maka pastilah Grindelwald selalu masuk dalam daftar. Desa yang terletak di pegunungan Alpen Swiss ini memang terkenal dengan keindahannya. Sebuah tempat yang sangat cocok untuk mencari ketenangan dan menjernihkan pikiran, atau jaman sekarang orang-orang akan menyebutnya dengan healing.
Dan ya, itulah yang dilakukan oleh Hinata.
Sudah satu bulan wanita bersurai indigo itu tinggal di desa tersebut hanya untuk menyembuhkan diri dari luka hati yang selama ini telah ia alami. Kehidupannya dulu yang sudah seperti melodrama di televisi kini telah mencapai akhir.
Perceraiannya dengan Sasuke adalah sesuatu yang mungkin harus Hinata syukuri, karena dirinya tidak perlu tersakiti lagi. Namun bukan berarti perceraian tersebut langsung menyembuhkan luka yang telah bertahun-tahun ia tahan.
Berpisah dengan pria yang pernah kau cintai dengan begitu dalam tentu rasanya akan tetap menyakitkan. Tidak perduli jika orang itu telah menorehkan luka yang sama dalamnya, tapi perpisahan pasti akan tetap meninggalkan perihnya.
Jika boleh jujur, Hinata memang masih mencintai Sasuke. Hingga detik ini. Namun sayang, rasa sakit di hatinya mengalahkan cintanya pada sang pria raven. Itulah kenapa Hinata memilih melarikan diri, karena waktu itu Sasuke masih sering datang ke kediaman Hyuuga untuk mencarinya.
Hinata hanya tidak ingin goyah saat melihat Sasuke, maka dari itu dia memutuskan untuk bersembunyi.
Selain keluarganya, tak ada yang tahu keberadaan Hinata. Bahkan termasuk kedua sahabatnya, yaitu Naruto dan Toneri. Namun meski telah satu bulan berlalu, rasa sesak di dadanya entah kenapa masih begitu terasa. Belum berkurang sedikitpun.
Sepertinya Hinata akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan lukanya tersebut. Dia bahkan sudah dapat menebaknya.
'Puk'
"Eh?" Sebuah tepukan di bahunya membuat Hinata tersentak.
Sejak tadi, wanita itu memang duduk di kursi depan rumah sembari menikmati pemandangan yang tersaji setelah sebelumnya berjalan-jalan di area sekitar menyapa tetangga.
Hinata mendongak, mendapati pria bersurai perak kini tengah tersenyum padanya. Hatake Kakashi, pria yang seperti kakak kandung baginya.
"Masuklah, makan siang sudah siap." Ucap Kakashi lembut.
Hinata tampak sedikit terkejut. "Sudah waktunya makan siang? Ya Tuhan, kenapa aku tidak menyadarinya?"
Hinata ingat jika dia duduk saat hari masih cukup pagi namun sekarang waktu makan siang telah tiba.
Astaga, berapa lama sebenarnya dia termenung di sana?
Tersenyum lembut, Hinata akhirnya beranjak dari kursi dan berjalan masuk diikuti oleh Kakashi di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Fine
Fiksi PenggemarHinata kehilangan senyumnya, tepat ketika suaminya mengakui perselingkuhannya. - -Sasuhina -Sasusaku - Enjoy! Semoga tidak emosi 😌