Bab 22

1.1K 102 8
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto

Cerita ini milik Aizashinra

DLDR!!!

Warning : OOC, typo, cerita pasaran, dapat mengakibatkan darah tinggi dan emosi, dll.

Happy reading dan enjoy! 😊

.

.

.


Angin yang bertiup membuat rambut Sasuke melambai, sedangkan tubuhnya hanya mematung sejak tadi setelah mendengar perkataan wanita yang berada di hadapannya ini.

Sasuke masih tampak terkejut. Dapat dilihat dari matanya yang melebar serta bibirnya yang sedikit terbuka, namun tak mengeluarkan sepatah katapun.

Dan Hinata, wanita itu kembali menarik napasnya. "Aku... akan memberikan kesempatan kepadamu." Ucapnya setelah beberapa saat terdiam. "Ini... akan menjadi kesempatan terakhirmu, dan setelahnya tidak akan pernah ada kesempatan lain lagi."

Bibir Sasuke akhirnya terkatup. Tidak, dia bahkan menggigitnya. Onyx sehitam jelaganya masih menatap sendu pada Hinata meskipun sekarang pandangannya mengabur karena terhalang air mata.

Detik berikutnya, Sasuke menunduk. Masih tak memberi jawaban, karena yang keluar dari bibirnya justru isakan pelan. Bahunya tampak begetar. Kini tangannya pun secara bergantian menyeka air matanya yang mengalir dan tak tertahankan.

Ya benar, Sasuke menangis. Bahkan hingga tersedu.

"T-terima kasih." Ucapnya kemudian yang tentu saja dihiasi isakan. "Terima kasih, Hinata. Terima kasih."

Hinata mengulum senyum, meskipun matanya telah berkaca-kaca. Wanita itu mendekat dan menghentikan tangan Sasuke yang terus bergerak untuk menyeka air matanya.

"Hey, kenapa kau malah menangis?" Tanya Hinata yang diakhiri kekehan.

Sasuke menggeleng cepat. Masih terisak. Namun pria itu mulai menatap wajah Hinata yang tersenyum padanya.

"Terima kasih." Lagi-lagi hanya itu yang mampu terucap.

Hinata kembali terkekeh. Dia akhirnya menarik si Uchiha bungsu ke dalam pelukannya. Dan Sasuke pun lantas segera membalasnya dengan tak kalah erat.

"Terima kasih, Hinata. Terima kasih..." Berulang-ulang, Sasuke merapalkan kalimat yang sama.

Dan kali ini air mata Hinata ikut luruh. Dia menangis sambil mengusap punggung Sasuke.

"Astaga, kau benar-benar menjadi cengeng ya sekarang." Cibirnya dengan nada jenaka meskipun suaranya sedikit bergetar.

Sasuke tergugu. Wajahnya bersembunyi di perpotongan leher Hinata di saat tangannya mendekap semakin erat.

Dadanya sesak karena perasaan bahagia yang terlalu luar biasa. Namun di saat itu dirinya mulai berpikir dan bertanya.

Pantaskah...

Pantaskah seorang pendosa sepertinya merasakan kebahagiaan ini?

Setelah semua kesalahan yang dirinya lakukan dan banyaknya luka yang ia torehkan, pantaskah Uchiha Sasuke untuk diterima kembali oleh Hinata?

Pantaskah ia?

Tidak, jika memang dia belum pantas mendapatkan semua itu maka yang perlu Sasuke lakukan adalah memantaskan dirinya.

It's Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang