Prolog 2

5 0 0
                                    

Season 2 dibuka dengan syuting MV di tepi pantai. Genta sedang bermain pasir bak anak kecil yang terlihat polos, sementara Arga sedang mengambil foto bersama manajernya. Yang lain pergi mengambil makan siang. Genta membawa Lovena yang hari itu tampil lebih bersinar di bandingkan mataharinya. Lovena tampak bersenang - senang. Rasanya sudah lama sekali tidak bermain seperti hari ini.

" Pacar aku cantik banget. " Seru Genta membuat Arga mendesis kesal, " Iya tahu yang punya pacar enggak usah pamer. " Umpat Arga

" Hm, jangan marah dong Pak, memuja pacar sendiri itu adalah kesenangan. Lagian pacar Bapak ke mana? "

" Enggak usah cari ribut elu. "

Jawaban Arga membuat Genta tertawa puas, setelah putus dari Saffa 2 tahun yang lalu. Tak ada berita apapun tentang kedekatan Arga dengan wanita lain. Mungkin di dalam lubuk hatinya, ia masih berharap kembali bersama Saffa.
Setelah lulus dari TAC, Saffa mendapat beasiswa ke Sidney dan sampai sekarang tak kembali. Hari itu, semua kru dan para anggota Heartbeat band sedang berada di pantai, mereka akan melakukan pengambilan gambar untuk musik video terbaru band itu.

“ Kenapa memakai Lovena untuk modelnya? “ tanya produser musik hari itu, Mbak Aruni. “ Karena lagu ini milik Lovena, ceritanya tentang Genta yang jatuh cinta dengan Lovena. “ jawab Aji enteng,
Jawaban itu membuat Lovena tersenyum malu, dibalik bahu Genta.

“ Besok kalian ada wawancara? “
Aji mengangguk lagi, “ Wawancara dan pemotretan majalah Ellesmere . “

“ Aku tidak sabar ingin bertemu dengannya. “

“ Siapa? “

“ Seseorang yang membuat mimpi kita bukan sekedar mimpi. “

“ Ah, manajer kalian dulu. “ semua anggota mengangguk. “ Dia bekerja dimana sekarang? “ tanya Mbak Aruni lagi,

“ Bekerja di belakang layar, sebagai penulis dan peracik rasa. “

Setelah pulang syuting, Lovena tidak langsung pulang. Ia dan Genta pergi makan malam bersama. Sekedar menikmati suasana romantis setelah hujan. “ Bolehkah aku menanyakan sesuatu. “

“ Tanya apa sayang ku, cintaku, duniaku. “  seru Genta membuat Lovena tersenyum malu.

“ Hubungan kita mau sampai ke mana? “ pertanyaan yang sepertinya sudah di tunggu lama oleh pria di hadapan Lovena itu, ia tersenyum senang seakan itu hal yang ia nantikan.

“ Sampai aku bisa melamar mu dengan layak di hadapan Bapak Heru Irawan.  Sampai di situ, bisakah kamu menunggunya sebentar lagi. “ ucap Genta tegas,

“ Kamu yakin? “

“ Sayangku, cintaku, duniaku. Hubungan kita enggak di mulai dari kemarin sore. Kita memulai semuanya dari awal, dari awal Heartbeat bersinar di atas panggung, dari awal Lovena ku ini di puja yang lain karena karyanya. Jadi, kita ini beda. “

“ Aku kira, kamu enggak serius sama aku. “

Genta meraih tangan Lovena, mendekapnya hangat. “ Aku tuh, sudah cinta mati. Sudah mentok di kamu saja. “ gombalan seperti itu, membuat Lovena memerah. Menjadi lebih menggemaskan dimata Genta.

•••

Hari yang dinanti tiba, mereka berkumpul di studio foto majalah Ellesmere, setelah menyelesaikan pemotretan grup dan individu. Para anggota band Heartbeat, berkumpul di suatu ruangan ternyata tidak hanya mereka, ada Aluna, Raylie, dan jajaran para pengisi cerita TLO lainnya, dan ada beberapa cast sebuah proyek yang sudah menanti mereka untuk di wawancarai bersama. Seorang wanita muda duduk diantara dua kubu, sementara seorang pewawancara duduk di hadapan mereka.

“ Halo semuanya, apa kabar. Saya Renata, hari ini akan melakukan wawancara secara eksklusif dengan semua orang yang berada di sini. Sebelum itu bisakah kalian mengenalkan diri, agar suasana lebih hangat. “

Aji mengangkat tangannya untuk mengenalkan diri. “ Halo semuanya, Aji Heartbeat. “ semua orang saling bergantian, sampai di akhiri seorang wanita muda yang duduk di antara mereka.

“ Halo semuanya, salam kenal. Namaku Dina Desi, kalian bisa memanggilku Dina, seorang penulis amatir. “ ucapnya mengenalkan diri,

“ Hey, mana bisa di bilang amatir, kau sudah menulis banyak cerita. 2 novel solo dan 9 lainnya antologi cerpen. “ semprot Arga pada Dina, membuat Dina tersenyum kikuk,

“ Hey, aku hanya tidak ingin menyombongkan diri. “ jawab Dina,

The art Center Series ( TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang