#HeartBeat 4

86 9 0
                                    

© Revisi 2021

Jangan lupa buat Vote, 
Comment, dan bisa bantu Sharenya,



Musik bagi saya bukanlah pilihan, saya mencintainya sama seperti kamu.

Arga Yudha Syafiq

🥁

Arga menyandarkan tubuhnya lelah, ia baru saja pulang. Rasanya melelahkan, terlebih lagi ia harus membagi waktu antara latihan band, kuliah, basket dan juga organisasi lainnya. Saffa, Arga teringat kembali bagimana gadisnya itu jatuh sakit beberapa hari yang lalu. Dokter bilang ia hanya kelelahan, dan Arga membenarkan kannya. Karna Saffa sama gilanya dengan Arga, yang memiliki banyak kegiatan.

Arga adalah anak sulung dari empat bersaudara, ia seorang kakak dari adik kembar perempuan dan adik laki-laki tiri. Tapi, dirumah ini ia adalah kakak dari seorang adik laki-laki. Orang tuanya sudah bercerai lama. Pekerjaan ayahnya seorang CEO sebuah perusahaan Delivery Food, Rafeno Syafiq . Sedangkan ibunya seorang yang mencintai musik, seorang penyanyi indie. Dari ibunyalah Arga juga mencintai dan diperkenalkan dengan musik. Tapi, sayangnya ayahnya tak pernah setuju dengan itu semua. Bagi ayah, musik tak pernah berharga, berisik dan sangat mengganggu. Ayah memiliki kesan kaku, keras dan ambisius. Arga membenci ayahnya, karna dialah ibu meninggalkannya, dan membawa adik kembarnya.

Sekarang, ibu sudah menikah lagi dengan seorang producer musik, dan memulai mimpinya kembali menjadi seorang Bintang. Ibu menikah dengan ayahnya saat masih muda dulu, dan bercerai diusia 30 tahun. Dan Pertengkaran dirumah ini sudah biasa, jika itu hanya Arga dan ayah.

Ayah jarang pulang, sekalinya pulang hanya diisi dengan perdebatan tentang ayah yang tak pernah menyukai musik, ayah ingin Arga melanjutkan usahanya , sebagai ceo. Tapi, Arga sejak awal memang tak pernah menginginkan nya dan menolak permintaan ayahnya. Ia sangat senang jika Armand yang menggantikan posisi ayah. Armand adalah adik Arga yang berbeda ibu, ayah pernah ketahuan selingkuh. Karna alasan itu jugalah membuat Arga amat sangat membenci ayahnya, tapi ia sadar bahwa Armand tak pernah salah dalam situasi itu.

" ayah sudah bilang, musikmu itu tidak akan membuatmu lebih kaya dibanding ayah. Itu hanya permainan yang tidak berguna."

" AYAH!!! aku tidak mau hidup seperti ibu yang mendengarkan omonganmu. Aku ingin hidup sesuai dengan apa yang aku inginkan, aku cintai dan aku banggakan. Aku tidak mau menyesali apa yang sudah aku lakukan. "

Rasanya Arga sudah muak tinggal berlama - lama dirumah ini. Tapi, ia harus bertahan ia sudah berjanji kepada ibunya bahwa akan menjaga ayah.

Arga merapihkan barang-barangnya masuk kedalam tas ransel , malam ini ia bersiap pergi ke rumah ibunya , sikembar Naumi dan Naura akan merayakan ulangtahun nya. Ia sudah berjanji pada dua adiknya itu untuk datang. Ia juga sudah menyiapkan dua kado special yang akan diberikannya. Jarum jam malam itu sudah menunjukkan pukul 7 lewat 20 menit malam. Ia harus segera pergi agar datang tepat waktu, ia tidak ingin membuat mereka menunggu.

jacket denim serta pakaian casual tambah casual dengan sneakers putih. Beuh cakep. Udara malam kota Samarinda, membuat Arga segera melajukan motornya menuju rumah sang ibu. Dari luar rumah bisa dilihat banyak tamu yang datang. Arga memarkirkan motornya. Baru saja melangkah masuk diteras teriakan kecil membuat Arga terpekik kaget. " mas Arga --"

The art Center Series ( TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang