"𝓢𝓮𝓼𝓮𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓵𝓪𝓱 𝓶𝓮𝓵𝓲𝓷𝓭𝓾𝓷𝓰𝓲𝓶𝓾 𝓼𝓮𝓬𝓪𝓻𝓪 𝓽𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓷𝓰𝓪𝓳𝓪 𝓼𝓮𝓳𝓪𝓴 𝓭𝓲𝓻𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓫𝓪𝔂𝓲 𝓱𝓲𝓷𝓰𝓰𝓪 𝓼𝓮𝓴𝓪𝓻𝓪𝓷𝓰. 𝓑𝓮𝓻𝓱𝓪𝓽𝓲 𝓹𝓾𝓽𝓲𝓱 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓲𝓱 𝓵𝓪𝔂𝓪𝓴𝓷𝔂𝓪 𝓶𝓪𝓵𝓪𝓲𝓴𝓪𝓽 𝓽𝓪𝓷𝓹𝓪 𝓼𝓪𝔂𝓪𝓹 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓶𝓮𝓷𝓭𝓪𝓹𝓪𝓽𝓴𝓪𝓷 𝓵𝓾𝓴𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓲𝓭𝓾𝓷𝓲𝓪. 𝓓𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓶𝓮𝓷𝓪𝓷𝓽𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓬𝓮𝓻𝓬𝓪𝓱 𝓴𝓮𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪𝓪𝓷 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓴𝓪𝓼𝓲𝓱𝓷𝔂𝓪." -𝓚𝓪𝓷𝓰 𝓜𝓲𝓷𝓱𝓮𝓮.
.
.
.Semuanya berawal 10 tahun lalu, disaat Minhee dan Yunseong berusia 11 dan 13 tahun. Kedua orang tua Minhee dinyatakan bersalah atas pembunuhan berencana pada kedua orang tua Yunseong yang dengan baik hatinya telah memperkerjakan orang tua Minhee.
Sedari kecil, Minhee tak pernah sedikit pun merasakan apa itu kasih sayang layaknya keluarga harmonis. Minhee kecil selalu dipaksa untuk mencari uang untuk keperluan kedua orang tuanya yang suka berfoya foya dan sang Ayah yang suka menghamburkan uangnya dimeja perjudian. Hutang dimana mana dan semakin menumpuk setiap harinya.
Sang ibu juga seakan enggan untuk perduli pada Minhee kecil, dan lebih memilih menghamburkan uangnya dan kadang dengan tak tau malu malah menyuruh Minhee kecil mencuri beberapa brand ternama yang sang ibu inginkan. Dan karna itu lah Minhee kecil kerap kali mendapat pukulan juga terkadang malah menginap dipango rehabilitasi karna dirinya yang masih kecil untuk masuk kedalam sel tahanan.
Minhee yang malang, dirinya yang masih diusia belia sudah mengalami namanya gangguan mental diusia dini. Minhee kecil sulit untuk merasakan rasa kesedihan atau pun menangis, dirinya sudah mati rasa, dirinya tak dapat merasaka kebahagiaan dan hanya merasa kehancuran dalam hidupnya. Sungguh malang.
Sampai suatu hari, saat dirinya tak sengaja menolong seorang anak yang mungkin seusianya. Seorang anak orang kaya yang tak sengaja bertemu dengannya ditoko yang menjual perlengkapan olahraga. Minhee kecil menatap lama sebuah bola sepak yang kelihatannya sangat mahal dari luar kaca. Namun pandangannya teralihkan pada sosok anak yang seusia dengannya yang malah membeli bola yang begitu diinginkannya.
"Kau pasti ingin bola ini kan? Maaf ya sudah menjadi milikku sekarang. Dasar anak miskin."
Desis sosok anak yang seusianya itu, Minhee kecil hanya mengedip dan diam saat bola impiannya telah terbungkus dan dibawa oleh sosok anak yang tadi menghinanya. Dan jangan lupakan anak itu menyeringai kecil seolah mengejeknya.
Minhee hanya dapat menunduk dan tersenyum kecut. Dirinya kembali melanjutkan pekerjaannya membantu beberapa orang yang membawa barang barang berat untuk dirinya bawa, tubuh kecilnya seolah sudah terbiasa akan pekerjaan berat yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa demi bisa mendapatkan uang untuk orang tuanya yang doyan foya foya itu.
Minhee kecil yang tengah duduk dan beristirahat sembari menghitung jumlah uangnya terkesikap kecil saat melihat sepasang sepatu cantik yang berada didepannya. Sosok wanita yang seusia ibunya nampak tersenyum padanya.
"Halo anak manis, apa yang kau lakukan disini nak? Aku melihat kau selalu bolak balik mengangkat belanjaan orang orang."
Minhee yang saat itu tersadar, langsung membersihkan tangannya lalu berdiri dan membungkuk sopan.
"S-saya bekerja nyonya." Sahut Minhee kecil kala itu.
"Kau tidak bersekolah nak? Siapa namamu dan berapa usiamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ 𝔏𝔞𝔰𝔱 ℭ𝔥𝔞𝔫𝔤𝔢 [𝐻𝓌𝒶𝓃𝑔 𝑀𝒾𝓃𝒾]
FanfictionDalam rangka rindu sama kapal setengah nimbul ini saja. ⚠️Mpreg 🔞 -Terinsfirasi dan remake dari salah satu FFN lawas- ✔ End