"𝓢𝓮𝓼𝓮𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓵𝓪𝓱 𝓶𝓮𝓵𝓲𝓷𝓭𝓾𝓷𝓰𝓲𝓶𝓾 𝓼𝓮𝓬𝓪𝓻𝓪 𝓽𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓷𝓰𝓪𝓳𝓪 𝓼𝓮𝓳𝓪𝓴 𝓭𝓲𝓻𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓫𝓪𝔂𝓲 𝓱𝓲𝓷𝓰𝓰𝓪 𝓼𝓮𝓴𝓪𝓻𝓪𝓷𝓰. 𝓑𝓮𝓻𝓱𝓪𝓽𝓲 𝓹𝓾𝓽𝓲𝓱 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓲𝓱 𝓵𝓪𝔂𝓪𝓴𝓷𝔂𝓪 𝓶𝓪𝓵𝓪𝓲𝓴𝓪𝓽 𝓽𝓪𝓷𝓹𝓪 𝓼𝓪𝔂𝓪𝓹 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓶𝓮𝓷𝓭𝓪𝓹𝓪𝓽𝓴𝓪𝓷 𝓵𝓾𝓴𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓲𝓭𝓾𝓷𝓲𝓪. 𝓓𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓶𝓮𝓷𝓪𝓷𝓽𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓬𝓮𝓻𝓬𝓪𝓱 𝓴𝓮𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪𝓪𝓷 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓴𝓪𝓼𝓲𝓱𝓷𝔂𝓪." -𝓚𝓪𝓷𝓰 𝓜𝓲𝓷𝓱𝓮𝓮.
.
.
."Ayo, sekarang minum obat dulu."
Yunseong dengan telaten memberikan simanis obat dan juga membantunya untuk meminum obat, setelah selesai. Yunseong langsung membawa simanis kedalam dekapannya dan menyelimuti tubuh mereka berdua dengan selimut hangat.
"Apa masih sakit?" Yunseong bertanya disaat simanis sudah hampir terlelap dalam dekapan hangatnya.
"Hm?"
Minhee langsung membuka matanya dan mendongak melihat yang lebih tua tampak sangat kawatir padanya.
"Apa kau masih kesakitan sayang?"
"Hah? Oh, Tidak kak. Sakitku tidak selalu datang setiap saat. Kau tenang saja." Ujar simanis yang kembali memeluk dan menjadikan dadanya sebagai sandaran.
"Minhee, jadwal operasimu sudah aku atur." Ucap Yunseong dan langsung membuat simanis bangun dan terduduk diranjang mereka.
"Apa maksudmu kak? Aku tidak mau, kau tahukan apa yang dokter katakan? Aku bisa saja mengalami koma selama operasi berlangsung. Dan lagi, aku tidak bisa sembuh total setelah operasi kak. Jadi, tolong biarkan aku hanya melakukan terapi dan minum obat seumur hidupku. Tapi aku mohon jangan memintaku untuk operasi kak."
Tapi, Yunseong tetap berusaha memberitahu Minhee.
"Kau akan tetapi terapi selama beberapa bulan sayang, lalu pada bulan berikutnya kau harus..."
"CUKUP KAK YUNSEONG!"
Entah kenapa pembahasan malam ini langsung menyulut emosinya. Dirinya bangkit dari ranjang dan berdiri dengan wajah penuh emosi juga ketakutan yang tampak jelas terlihat.
"Tak bisakah kau membiarkan aku hidup bahagia sekali saja? Bagaimana jika nanti aku operasi kemudian operasi itu gagal dan aku mengalami koma? Aku tidak bisa lagi bangun untuk sekadar melihatmu kak. Aku masih ingin terus bersamamu walau aku kesakitan, jadi berhenti membuatku menghilang dari hidupmu kak Yunseong!" Ujar simanis yang kini sudah terisak pilu.
"Kau akan tetap menjalani operasi Minhee, ini semua demi kebaikanmu. Aku melakukannya demi kebaikanmu."
"Aku membencimu Kak!" Ucapan final Minhee dan langsung berlari pergi meninggalkan Yunseong yang hanya bisa terdiam.
Yunseong sudah bisa menebak jika seperti ini reaksi yang akan diberikan Minhee padanya, salah satu dokter yang menangani Minhee sudah memberitahunya bahwa istrinya itu menolak dengan keras untuk operasi dengan alasan takut tak bisa melihatnya lagi.
"Aku sangat jahat ya Minhee? Tapi aku tak bisa membiarkanmu terus hidup dalam kesakitan itu sayang."
Ucap Yunseong lirih. Dirinya sudah berdiri didepan kamar Minhee dan membiarkan simanisnya menangis didalam sana.
.
.
.Keesokan paginya Minhee terbangun dengan perasaan yang sedikit kacau dan juga bahagia secara bersamaan. Simanis merasa bahagia karena Yunseongnya sudah kembali seperti dulu namun dirinya juga sedih karena Yunseongnya tetap menyuruhnya untuk melakukan operasi dan itu membuatnya takut jika sewaktu waktu operasi itu gagal dan membuatnya mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ 𝔏𝔞𝔰𝔱 ℭ𝔥𝔞𝔫𝔤𝔢 [𝐻𝓌𝒶𝓃𝑔 𝑀𝒾𝓃𝒾]
FanfictionDalam rangka rindu sama kapal setengah nimbul ini saja. ⚠️Mpreg 🔞 -Terinsfirasi dan remake dari salah satu FFN lawas- ✔ End