Part 9

42 4 6
                                    

"𝓢𝓮𝓼𝓮𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓵𝓪𝓱 𝓶𝓮𝓵𝓲𝓷𝓭𝓾𝓷𝓰𝓲𝓶𝓾 𝓼𝓮𝓬𝓪𝓻𝓪 𝓽𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓷𝓰𝓪𝓳𝓪 𝓼𝓮𝓳𝓪𝓴 𝓭𝓲𝓻𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓫𝓪𝔂𝓲 𝓱𝓲𝓷𝓰𝓰𝓪 𝓼𝓮𝓴𝓪𝓻𝓪𝓷𝓰. 𝓑𝓮𝓻𝓱𝓪𝓽𝓲 𝓹𝓾𝓽𝓲𝓱 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓲𝓱 𝓵𝓪𝔂𝓪𝓴𝓷𝔂𝓪 𝓶𝓪𝓵𝓪𝓲𝓴𝓪𝓽 𝓽𝓪𝓷𝓹𝓪 𝓼𝓪𝔂𝓪𝓹 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓶𝓮𝓷𝓭𝓪𝓹𝓪𝓽𝓴𝓪𝓷 𝓵𝓾𝓴𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓲𝓭𝓾𝓷𝓲𝓪. 𝓓𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓶𝓮𝓷𝓪𝓷𝓽𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓬𝓮𝓻𝓬𝓪𝓱 𝓴𝓮𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪𝓪𝓷 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓴𝓪𝓼𝓲𝓱𝓷𝔂𝓪." -𝓚𝓪𝓷𝓰 𝓜𝓲𝓷𝓱𝓮𝓮.

.
.
.
tiga bulan kemudian..

Semenjak kejadian itu, Yusneong yang pergi meninggalkan rumah, Minhee tak pernah melihat Yunseong lagi, Junho bilang jika Yunseong melakukan perjalanan ke Jerman dan akan kembali tiga bulan kemudian. Hari ini adalah tepat tiga bulan semenjak kepergian Yunseong. Dan selama kepergian Yunseong pula, Minhee merasa senang sekaligus sedih bersamaan. Senang karena usia kehamilannya sudah masuk bulan keempat tanpa harus mendapat pukulan dan makian dari suaminya dan sedih karena sampai sekarang suaminya sendiri tak tahu kalau sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah, Simanis takut jika dia tetap nekat memberitahu tentang kehamilannya, Yunseong akan menyakiti bayinya. Namun jauh didalam lubuk hatinya dirinya sedih karena sangat merindukan Yunseong, dia tak pernah sekalipun tak bertemu denganYunseong sampai selama ini.

Hari ini Minhre sedang berada di klinik untuk memeriksakan kehamilannya, ini pertama kalinya dirinya melakukan usg dan begitu senang mengetahui kalau calon bayinya tumbuh sehat didalam sana. Minhee tak henti hentinya tersenyum memandangi hasil usg nya. Sampai akhirnya dia turun dari bis dan berjalan menuju ke rumahnya. Saat sampai dirumahnya Minhee menyadari mobil yang sangat familiar terparkir disana, Minhee sedikit panik entah senang atau takut dan dengan cepat berjalan kedalam rumah melalui pintu belakang. Minhee meletakkan hasil usg nya didalam dompet dan perlahan membuka pintu masuk.

Langkahnya terhenti saat mendapati pria yang sangat dirindukan sedang berdiri didepannya menatapnya mengintimidasi, Minhee hanya bisa tertunduk sampai dia merasa jika tengkuknya ditarik dan dibawa kedalam ciuman panas suaminya.

"hmphh Kak.." Minhee sedikit meronta saat kebutuhan oksigennya sudah tak mencukupi, Yunseong tak keberatan untuk melepaskan sejenak ciuman mereka dan lantas menggendong dan membawanya ke kamar tamu. Dan seterusnya, kamar tamu itu menjadi saksi betapa kedua insan yang tak bisa bersatu seutuhnya karena kesalahpahaman menyalurkan hasrat dan gairah cinta mereka dan cara mereka masing-masing.
.
.

Minhee mencoba mengetuk pintu kamar Yunseong dengan perlahan, simanis meringis saat mengetahui jika dirinya tak boleh lagi masuk kedalam kamar itu semenjak kematian orang tua Yunseong.

"Ada apa?"

Pintu kamar terbuka dan munculah Yunseong yang sepertinya baru selesai mandi, tercium dari aroma mint yang menguar disana.

"Makan malam sudah siap. Kak Yunseong mau makan?" Tanya Minhee sedikit takut.

"Aku akan turun."

Minhee tersenyum saat mendengar jawaban yang sangat jarang dirinya dengar, karena biasanya Yunseong akan menjawab semua pertanyaannya dengan makian juga teriakan.

Beberapa menit kemudian, Yunseong akhirnya turun dari kamarnya dengan mengenakan pakaian rumahannya yang membuatnya terlihat sangat tampan bahkan dengan rambutnya yang turun sekalipun.

Minhee merona saat mengagumi betapa tampan suaminya yang kini sudah duduk di meja makan.

"Kau tak makan?" suara Yunseong menginterupsi lamunannya.

✔ 𝔏𝔞𝔰𝔱 ℭ𝔥𝔞𝔫𝔤𝔢 [𝐻𝓌𝒶𝓃𝑔 𝑀𝒾𝓃𝒾]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang