Part 14

44 4 2
                                    

Kenya ini part singkat aja deh. Ada warning dikit juga hehe

Enjoy ya.

.
.
.

"𝓢𝓮𝓼𝓮𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓵𝓪𝓱 𝓶𝓮𝓵𝓲𝓷𝓭𝓾𝓷𝓰𝓲𝓶𝓾 𝓼𝓮𝓬𝓪𝓻𝓪 𝓽𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓷𝓰𝓪𝓳𝓪 𝓼𝓮𝓳𝓪𝓴 𝓭𝓲𝓻𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓫𝓪𝔂𝓲 𝓱𝓲𝓷𝓰𝓰𝓪 𝓼𝓮𝓴𝓪𝓻𝓪𝓷𝓰. 𝓑𝓮𝓻𝓱𝓪𝓽𝓲 𝓹𝓾𝓽𝓲𝓱 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓲𝓱 𝓵𝓪𝔂𝓪𝓴𝓷𝔂𝓪 𝓶𝓪𝓵𝓪𝓲𝓴𝓪𝓽 𝓽𝓪𝓷𝓹𝓪 𝓼𝓪𝔂𝓪𝓹 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓶𝓮𝓷𝓭𝓪𝓹𝓪𝓽𝓴𝓪𝓷 𝓵𝓾𝓴𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓲𝓭𝓾𝓷𝓲𝓪. 𝓓𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓶𝓮𝓷𝓪𝓷𝓽𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓬𝓮𝓻𝓬𝓪𝓱 𝓴𝓮𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪𝓪𝓷 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓴𝓪𝓼𝓲𝓱𝓷𝔂𝓪." -𝓚𝓪𝓷𝓰 𝓜𝓲𝓷𝓱𝓮𝓮.
.
.
.
.
.
"Bagaimana? Aku sudah membaik kan?"

Hari ini Minhee benar benar melakukan terapi pertamanya ke rumah sakit, dulu dirinya tak pernah mau melakukannya karena takut akan memakan biaya cukuo besar. Namun pada hari ini, Minhee melakukannya atas permintaan Yunseong sendiri dan simanis tak mau membuat suaminya kembali marah.

"Kau jauh dari baik-baik saja Minhee. Hasil CT-Scan menunjukkan ada kelainan pada syaraf neuron otakmu."

"Apa maksudnya dokter? Tapi, hari ini aku merasa sangat sehat."

"Kita harus bicara dengan Tuan Hwang. Kau harus segera dioperasi." Balas sang Dokter.

"Yunseong sudah berangkat kekantornya, dia hanya tahu aku harus terapi bukan operasi dokter. Sebenarnya aku ini kenapa?" Bentak Minhee dengan sedikit emosi.

"Dari dagnosamu, aku membacanya sudah salah dari awal. Itu bukan hanya radang selaput otak. Kau lihat benjolan ini?" Tunjuk snag dokter.

"Pada mulanya ini hanyalah benjolan kecil, namun tenryata itu bukan hanya benjolan biasa, dan benjolan itu terus saja membesar dan menyebar. Dan ini positif tumor otak, aku memang belum yakin, tapi dilihat dari ukuran benjolannya, tumor mu sudah memasuki stadium tiga."

Minhee tiba tiba terdiam saat mendengarkan penjelasan sang dokter. Dirinya sudah tahu sekarang penyebab rasa sakit yang teramat pada kepalanya. Simanis hanya bisa tersenyum lirih.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?"

"Kau harus segera menjalani operasi, akan berbahaya jika benjolan ini terus membesar dan pada akhirnya mengganggu sirkulasi suplai oksigen ke otak dan kau akan merasakan sakit kepala berlebihan."

"Apa jika operasi aku akan sembuh total?"

"Kita hanya mencegah kemungkinan terburuknya Minhee, dan selanjutnya itu tergantung bagaimana kondisimu kedepannya."

Ucapan sang dokter membuat simanis hanya tertawa pahit kemudian memutuskan untuk meninggalkan ruangan pemeriksaan.

"Baiklah, saya permisi dulu, terimakasih dokter."
.
.
Minhee melangkahkan kakinya sepanjang lorong rumah sakit. Kepalanya sedikit berisik saat mengetahui kondisinya, dirinya cukup bersukur karena dirinya tak perlu berlama lama lagi hidup dan menelan pahitnya hidup didunia, karena sebentar lagi dirinya akan pergi dan mungkin akan segera bertemu bayinya dan juga kedua orang tua Yunseong.

Namun disisi hatinya yang lain, dirinya takut akan meninggalkan Yunseong sendirian disini. Hatinya berdenyut nyeri membayangkan Yunseong akan hidup seorang diri tanpa dirinya.

"Aku harus bagaimana sekarang?" Gumannya dan terus melangkah keluar dari rumah sakit.

Sementara itu diruang tunggu Vip, Yunseong tengah menunggu kabar tentang simanis sebelum dirinya terusik atas kedatangan sekretaris kepercayaannya.

✔ 𝔏𝔞𝔰𝔱 ℭ𝔥𝔞𝔫𝔤𝔢 [𝐻𝓌𝒶𝓃𝑔 𝑀𝒾𝓃𝒾]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang