Part 11

37 5 2
                                    

Hai hai. Maaf ya aku lama. Sibuk sampai Struggle dikit.
.
.
"𝓢𝓮𝓼𝓮𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓵𝓪𝓱 𝓶𝓮𝓵𝓲𝓷𝓭𝓾𝓷𝓰𝓲𝓶𝓾 𝓼𝓮𝓬𝓪𝓻𝓪 𝓽𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓷𝓰𝓪𝓳𝓪 𝓼𝓮𝓳𝓪𝓴 𝓭𝓲𝓻𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓫𝓪𝔂𝓲 𝓱𝓲𝓷𝓰𝓰𝓪 𝓼𝓮𝓴𝓪𝓻𝓪𝓷𝓰. 𝓑𝓮𝓻𝓱𝓪𝓽𝓲 𝓹𝓾𝓽𝓲𝓱 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓲𝓱 𝓵𝓪𝔂𝓪𝓴𝓷𝔂𝓪 𝓶𝓪𝓵𝓪𝓲𝓴𝓪𝓽 𝓽𝓪𝓷𝓹𝓪 𝓼𝓪𝔂𝓪𝓹 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓶𝓮𝓷𝓭𝓪𝓹𝓪𝓽𝓴𝓪𝓷 𝓵𝓾𝓴𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓲𝓭𝓾𝓷𝓲𝓪. 𝓓𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓶𝓮𝓷𝓪𝓷𝓽𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓬𝓮𝓻𝓬𝓪𝓱 𝓴𝓮𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪𝓪𝓷 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓴𝓪𝓼𝓲𝓱𝓷𝔂𝓪." -𝓚𝓪𝓷𝓰 𝓜𝓲𝓷𝓱𝓮𝓮.
.
.
.
Hari demi hari lewati dengan penyesalan di setiap hembusan nafasnya, Minhee tak lagi menolak untuk melakukan terapi, tak juga menolak untuk makan dan minum obat. Minhee juga tak menolak mereka semua melakukan apapun pada tubuhnya, karena dirinya beranggapan jika dirinya sudah mati, dia sudah mati secara batin semenjak mengetahui kalau bayinya sudah tiada. Tapi ada kalanya jika suatu waktu Minhee menangis menjerit mencari bayinya, hanya karna mendengar suara tangisan bayi. Dirinya akan berteriak atau bahkan menangis histeris.

"Kau pulanglah kerumah Hyeongjun, aku bosan melihatmu."

Minhee baru saja selesai makan dan sedang meminta Hyeongjun untuk pulang dan beristirahat dirumah saja.

"Aku akan pulang setelah ini, aku akan mengambil baju ganti untukmu ya."

Hyeongjun mengusak rambut Minhee, Minhee sekarang berubah menjadi sosok yang lebih serius dan tak lagi ceria seperti dulu.

"Terima kasih." Katanya kembali berbaring berlawanan arah dengan Hyeongjun.

Ini sudah sekitar 6 hari sejak Minhee sadar, namun Serim masih belum mengijinkan simanis untuk pulang karena harus memastikan kondisi Minhee secara rutin dan spesifik

"Hyeongjun.."

Minhee berbalik arah menatap Hyeongjun yang menatapnya sedih.

"Ada apa Minhee?" Tanyanya membenarkan helaian rambut Minhee.

"Kapan aku boleh pulang?" tanyanya penuh harap.

"Nanti setelah Kak Serin bilang kalau ko disimu sudah lebih baik." Jawabnya dan  mengelus sayang pipi Minhee yang sedikit berisi.

"Kapan?" tanyanya lagi.

"Sebentar lagi Minhee." Ujar Hyeongjun lagi berusaha menghibur simanis.

"Kenapa tak biarkan aku mati saja. Itu akan lebih baik untukku." ujarnya kembali berbalik arah.

"Minhee…"

Hyeongjun semakin sedih saat melihat sikap Minhee yang sama sekali tak ada semangat untuk hidup.

"Bawakan selimutku jika kau pulang. Selimut ini bau."

Katanya lagi dan berusaha memejamkan mata dengan lelehan air mata yang terus mengalir di wajahnya.

"Baiklah. Aku akan segera kembali Ya."

Hyeongjun mengiyakan keinginan simanis dan dengan berat hati dirinya meninggalkan Minhee sendirian di ruangannya.
.
.
.
Hyeongjun kembali kerumah hanya untuk mengambil selimut yang diinginkan oleh Minhee, hatinya terenyuh saat membuka lemari kecil disana sudah ada beberapa baju bayi yang dipersiapkan untuk anaknya.

"Lucu sekali." Ucapnya saat melihat beberapa stel pakaian imut itu.

Hyeongjun segera menutup lemari kecil itu saat mendengar suara pintu rumah terbuka, dia tau siapa itu dan dirinya enggan untuk bertatap muka dengannya untuk saat ini, dirinya segera mengambil selimut dan berniat segera pergi dari sana.

✔ 𝔏𝔞𝔰𝔱 ℭ𝔥𝔞𝔫𝔤𝔢 [𝐻𝓌𝒶𝓃𝑔 𝑀𝒾𝓃𝒾]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang