Soerabaja, Hindia Belanda, 1892
"Tolong jangan berikan mawarmu yang indah kepada pria lain, Liana."
Jefferson bersua dengan mata polos yang legam khas wanita pribumi, hatinya bergetar dan lidahnya kelu. Air wajahnya yang selalu tenang bahkan tak mam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sebaiknya kita tidak bertemu lagi, bagi saya... anda terlalu tinggi seperti angkasa yang hanya bisa saya kagumi, Tuan Jeff." —Liana Saraswati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ik wil dat je de mijne bent, Liana." —Jefferson Van den Berg
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bunga tercantik yang pernah ia jumpai, kata hati Jefferson kepada dirinya sendiri. Entah karena dia tak fasih mengutarakan cinta, atau memang dia terlalu khusyuk memuja mawar yang merekah di antara mawar liar lainnya. Mengapa ulu hatinya berdenyut ngilu seperti dia ingin memuntahkan sesuatu dari relung terdalam raganya di kala memandang kecantikan tiada tara itu? Jefferson ingin mencinta, namun Liana menolak untuk bersua.