3. Jefferson van Den Berg

4.5K 863 203
                                    

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat Membaca

"Ini mawar anda, Sir Jeff." Liana menyerahkan bunga mawar merah darah yang ia ikat dengan tali putih, "saya memastikan mawarnya masih segar, agar tidak mudah layu tolong untuk—"

"Jika itu layu aku tinggal meminta yang baru kepadamu," Jefferson memotong kalimat perempuan muda itu, tak lupa dengan senyumannya yang agak aneh dan mencurigakan.

Gadis itu berdeham, "saya bisa dimarahi Meneer Haghen..."

Si kolonial tertawa, "aku bercanda, Liana."

Sementara Liana hanya tersenyum getir karena tidak bisa menemukan rasa humor yang sama pada kalimat Jefferson.

"Jadi bagaimana merawat mawarnya agar tidak cepat layu?" Sang pria bersuara lagi.

Sembari menuang air panas ke dalam cangkir kecil, Liana menjawab. "Pastikan Sir Jeff mengganti airnya paling lama dua hari sekali, lalu setiap pagi setelah anda bangun tidur, potonglah sedikit ujung tangkai yang bawah, kira-kira satu ruas jari."

Jefferson mengangguk kecil, mencatat saran dari Liana di dalam pikirannya. Hingga gadis pribumi itu datang mendekat, menyuguhkan secangkir teh, meletakkannya di atas lepek*.

*alas / tatakan cangkir dalam bahasa jawa

"Maaf saya hanya punya ini, Sir Jeff." Ucapnya, dengan rasa bersalah.

Residen itu meliriknya sebentar, teh bening dengan dua kuntum bunga melati yang mengabang dan daun-daun kering di dasarnya. Ini pertama kali Jefferson melihat minuman seperti ini, tapi aromanya sangat harum. Yah, biasanya dia selalu minum kopi.

Pria jangkung itu masih tersenyum sembari mengambil cangkir teh yang disuguhkan Liana, hingga ia menyesapnya, wajah tampan Jefferson yang ramah dan cerah langsung memudar. Sepasang netranya yang bening membesar, memunculkan kerutan-kerutan kusut di antara alisnya yang rapi. Ekspresi yang tidak pernah Jefferson tunjukkan sebelumnya, mirip orang keracunan.

Dia tersedak kecil, membuat Liana kaget dan segera mengambilkan air putih.

"Sir Jeff?! Anda baik-baik saja?! S-silahkan minum air—"

Jefferson meletakkan cangkir tehnya kembali, mengecap rasa aneh lidahnya dan menerima segelas air putih dari tangan Liana, meneguk sebanyak dua kali.

"Mijn god, apa itu? Rasanya sangat aneh dan pahit— bahkan rasa pahit kopi lebih baik." (Ya tuhan)

Liana semakin panik dan merasa bersalah. "Itu... teh daun jati dan bunga melati, maafkan saya Sirr Jeff, apakah anda tidak terbiasa meminum teh sebelumnya?"

"Hanya beberapa kali dan aku hanya meminum teh yang normal, ini sangat tidak enak Liana." Jefferson masih mencoba menghilangkan sisa rasa teh jati itu di lidahnya, "kau benar-benar minum ini?"

Mawar LianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang