1. argghh

772 27 41
                                    

apenih? cuss lah baca aja yuksss😘









happy reading ~





Santai dong besti jangan ngamok dulu. Kok Sinting? Ya kayak ginilah cerita itu dimulai~



Wendy sama Irene itu tetangga satu apartemen. Udah jalan lah dua tahunan. Cuma si Wendy ini emang rada-rada anaknya. Iya sering buat esmosi Irene Arunika jadi naik daun. Mentang-mentang paling deket jadi Wendy itu kadang suka lupa kalau mereka itu cuma tetangga.



Kayak hari ini contohnya. Irene emang kerjaannya lebih banyak di rumah sih ketimbang di kantor. Cuma tetap aja kan kalau orang minta tolong ya sekali atau sesekali. Nah kalau Wendy Shakatama ini sukanya ngerjain Irene mulu. Minta tolongnya juga kadang yang buat Irene ngelus dada. Yang nitip kucing lah, londri, sampai pernah nitip hati? ehh gak deh kayaknya, atau mungkin belum xixixi.



Ting tong



Irene itu udah hapal, pasti Wendy si cowok tengil nyebelin. Gak mungkin yang lain. Karena emang cuma dia doang yang selalu buat Irene gak bisa hidup tenang (?)



Ceklek



"Apalagi coba bilang aja.." Irene langsung to do point aja, udah biasa juga sama Wendy main satset



"Hehe, jangan marah-marah neng, cepet tua loh~"



"Aku tutup ya pintunya.."



"Eits tunggu dulu lah Rin. Masih pagi loh ini.."



"Nah itu tau.."



"Rin, aku nitip laptop ya. Soalnya nanti si Egi mau dateng.." Wendy ngasih itu laptopnya



"Lah terus kenapa? Dia kan temen kamu.."



"Nah itu dia masalahnya. Dia kalau udah buka laptop, pasti situsnya aneh-aneh. Gak maulah aku laptop ku ternodai.."



"Dasar aneh. Udah kan? Aku mau lanjut nge drakor Wen. Sana pulang gih!" Irene mau nutup pintunya, cuma ditahan sama si kutu kupret Wendy



"Ishh apalagi si Wen? Lama-lama tetanggaan sama kamu aku......" ucapan Irene udah dipotong aja sama Wendy



"Makin betah kan? iya kan?" Mata Irene udah mau keluar, pokoknya aura ratu kegelapan lah kalau kata Wendy



"Jangan gitu dong, serem. Aku tuh mau ngajak kamu sekalian sarapan Rin.."



"Hehehe makasih ya Wendy Shakatama. Coba lihat deh jam dinding aku, kira-kira ini jam berapa ya?"



Wendy ngintip buat ngeliat jam dindingnya.



"Oh udah jam 1 siang.." jawabnya santai tanpa merasa bersalah



"YA UDAH SANA PERGI WENDY! GAK ADA SARAPAN -SARAPAN LAGI!!" Wendy udah tutup telinganya



Brukkkk



Irene langsung nutup pintunya. Pengen teriak sekuat-kuatnya.



"AAAAAAAA DASAR WENDY MENYEBALKAN.." Irene udah tantrum aja di kasurnya sambil guling-guling

.

.

.

.

Irene baru pulang dari supermarket. Ehh ngeliat Wendy kok sama anak kecil lagi main ayunan di taman anak-anak. Apa anaknya Wendy? Tapi kan Wendy belum punya pacar. Atau jangan-jangan anak hasil dari kekasih gelapnya. Pikiran Irene jadi kemana-mana.



Irene memutuskan buat menghampiri mereka. Rasa penasaran ini harus terjawab segera! Ya walaupun gak penting juga. Eh tapi penting juga sih, takutnya ada yang ngelapor kalau Irene sering berdua sama Wendy. Irene gak mau lah disebut pelakor, ntar viral lagi amit-amit. TBL TBL TBL.



"Anaknya ya Wen?" Wendy sama bocil cewek ini langsung ngeliat Irene



"Dihh enggak ya, sotoy."



"Lah terus anak siapa? Jangan bilang kamu nyulik anak.."



"Onty, om Wendy itu gak gitu ya. Om Wendy itu baik.."



"Kamu gak tau ya om Wendy itu punya taring loh, awas nanti kamu digigit.." Irene sengaja nakut-nakuti



"Irene apaan sih, gak jelas banget. Udah sana pulang aja.."



"Dihh ngatur! Jujur Wen ini anak siapa?" Irene penasaran pakai banget



"Alana itu keponakan om Wendy onty. Bukan anaknya om Wendy.." Irene refleks jongkok biar sejajar sama Alana



"Tuh dengerin!" ucap Wendy ngelus rambutnya Alana



"Hehe maaf ya sayang, onty udah salah paham.." Irene toel itu pipi nya Alana



"Hehehe, geli onty. Nama onty siapa?"



"Onty Irene.."



"Onty pacarnya om Wendy ya?"



"ENGGAKKK!!!!" jawab mereka kompak

.

.

.

.

Pagi ini Wendy sama Irene pas banget keluar bareng dari pintu masing-masing.



"Eh tumben cewek mageran keluar?"



"Berisik. Aku hari ini harus ke kantor, ada hal penting yang harus dikerjain. Btw Wen, nebeng boleh?" Irene pasang wajah sok imut gitu, itupun karena terpaksa demi romeo dan juliet



"Dihh gak usah sok imut gitu kamu Rin, jelek tau.."



"Setidaknya banyak yang suka sama aku wlekk.."



"Suka doang jadian enggak mah sama aja.." Wendy buka pintu mobilnya.



"Ya udah cepat masuk, biar aku anter. Sampai lampu merah aja kan?" Wendy udah nahan tawanya liat muka Irene tiba-tiba berubah asem



"Gak sekalian aja kamu turununin aku di depan itu. Ishh nyebelin banget.."



"Masih pagi loh Rin.."



"Ya kamu tuh suka banget buat aku arghhhh tau lah ah. Jangan ajak aku ngomong!!" Wendy udah senyum-senyum aja



Dan benar sepanjang jalan kenangan mereka cuma diem aja, ditemani lagu red velvet feel my rhythm.."



"Oppsss udah sampe neng, awas ilernya.." Refleks kan Irene jadi ngelap bibirnya



"Hahaha, kamu lucu Rin.."



"WENDYY IHH.." Irene langsung turun



"Semangat Irene, bye..." Wendy turunin kaca mobilnya terus melaju mobilnya



"Ya Tuhan, kenapa sih aku bisa ketemu cowok modelan Wendy. Makhluk yang paling menyebalkan sedunia." Irene udah ngomel aja sambil jalan masuk



"Kenapa sih masih pagi udah ngomel aja. Dapet?" tanya Sharon yang nyusul dari belakang



"Enggak, bisalah Wendy si super menyebalkan itu.."



"Ohh tetangga yang kamu bilang sinting itu?"



"Sutttt. Jangan kuat-kuat Sharon, bahaya. Takutnya si bocah absurd itu tiba-tiba nongol.."



"Hahaha, bisa aja kamu Rin. Yokk kita masuk aja. Fightingg.." ucap Sharon



"FIGHTING.."







yahhh udah pada tidur ya bestie 🤧



lanjut gak ya ini? hemm hemm hemm




Tetangga Kok Sinting? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang