2. arwrrrr

230 24 19
                                    

uhuyyyy lanjut~





Sebagai kaum jomblo, Irene yang juga manusia kertas alias mageran apalagi kalau udah ketemu kasur milih di rumah lah daripada keluar. Hemat duit iya juga sih hehe. Hari ini dia juga sedikit senang dikit loh ya, karena si Wendy gak rewel. Ternyata selega itu ya tanpa gangguan dari si kutil Wendy. Tapi tetap ada sih sedikit hati Irene merasa kosong alias kecarian juga. Hemm maksudnya ya kok tumbenan itu bocah gak kumat?


Irene lagi skrul reels yang lucu-lucu. Tiba-tiba...


Ting tong


Baru juga mau senang dikit, ehh beneran kan. Kayak semesta itu gak ngasih Irene ketenangan apa gimana ya?


"Tch, Wendy bisa gak sih kamu tuh sehari aja gak ganggu waktu aku?" Irene buka pintunya



Ceklek

"Kamu pakai parfum sebotol apa gimana sih Wen?" Irene ngipasi udara pake tangan, soalnya terlalu menyeruak harumnya ke hidung



"Hehe, kebanyakan tadi nyemprotnya. Rin, temani aku yukk.." Irene masuk diikuti sama Wendy



"Mau kemana? Terus aku dapet apa?"



"Cewek si Egi kan ulang tahun. Masa iya aku pergi sendiri Rin. Tolonglah tetangga mu yang tamvan ini.." Irene udah muter bola matanya malas



"Dapet apa dulu nih.."



"Hemm, cium mau?



"Mau aku jepit mulut kamu di pintu itu hem?"



"Hehe, bercanda Rin. Apapun deh yang kamu mau. Mas Wendy akan mengabulkan." Wendy bergaya kayak pengawal gitu.



"Huweekk, diem ah Wen. Geli rasanya kamu ngomong kayak gitu.." Irene duduk di sofa nya sambil mikir, iyain aja kali ya. Lumayan kan dapat traktir daei si royal Wendy xixixi.



"Terus gimana dong. Mau ya mau, pliss lah Rin.." Gak tega juga dong Irene gess, soalnya hati mungiel Irene itu sangat suci dari debu



"Oke deal. Nanti aku pikirin ya apa bayarannya haha.."



"Oke, aman.."

"Tunggu bentar ya, aku ganti baju.."

.

.

.

.


Tetangga Kok Sinting? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang