Unwell

1.5K 151 13
                                    

Happy reading!!

Nala tidak menuruti ucapan Kenzo yang memintanya untuk menyusulnya di kamar. Ia memilih untuk tidur di kamarnya sendiri lantaran ia masih belum mau bertemu Kenzo. Masih dengan pakaian semalam, Nala kembali ke tempat tidurnya dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Matanya sembab dan kini tenggorokannya terasa kering karena terlalu lama menangis. Kepalanya juga berdenyut sakit karena terlalu banyak menangis tadi. Tapi Nala tidak peduli, ia memilih untuk menyelimuti seluruh tubuhnya dan mencoba untuk tidur.

Sambil berbaring, Nala merutuki dirinya yang terbawa emosi tadi sampai berani meneriaki Kenzo. Demi apa pun Nala tidak berniat untuk melawan Kenzo, ia merasa bersalah sekaligus takut sekarang. Ia takut Kenzo malah semakin marah lalu memutuskan kontraknya dengan Nala dan mengusir Nala besok pagi.

Ayo lah, bahkan belum genap dua minggu Nala berada disini dan ia tau Dhavian sudah menerima banyak uang dari Kenzo. Kalau Kenzo sampai mengusirnya dan meminta ganti rugi, ia harus bagaimana menghadapinya nanti?

"Bodoh, Nala. Kenzo bisa aja ngusir lo besok dan lo bakal kehilangan pekerjaan." Ucap Nala pada dirinya sambil menghapus yang mengalir di pipinya.

Sejenak Nala ingin menghampiri Kenzo dan minta maaf, tapi dirinya belum siap mengingat bagaimana marahnya Kenzo tadi pada dirinya. Nala takut nanti Kenzo malah menyakitinya lebih dari yang ia lakukan tadi.

Nala mengurungkan niatnya dan kembali berbaring dengan pasrah. Rasanya hari ini sangat melelahkan padahal dia cuma ketemu Dhavian tadi dan bertengkar dengan Kenzo. Ya bertengkar dengan Kenzo yang paling menguras tenaga.

Nala sibuk dengan dugaan-dugaan paling buruk yang akan dia alami besok sampai ia capek sendiri dan terlelap dalam kondisi tidak tenang. Malam itu tanpa Nala sadari, suhu tubuhnya meningkat dan ia tidur dalam keadaan meringis sakit. Kebiasaan Nala ketika menghadapi situasi yang terlalu menekannya, ia pasti akan jatuh sakit.

***

Pagi-pagi buta, Kenzo sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Lingkaran hitam di bawah matanya terlihat sangat jelas. Kenzo tidak bisa tidur semalam karena menunggu Nala datang ke kamar tapi perempuan itu tidak kunjung datang sampai pagi saat Kenzo bangun dari tidurnya.

Entah sebuah ketergantungan seperti apa yang Kenzo alami. Ia tidak bisa tidur nyenyak semalam karena tidak ada Nala yang mengisi ruang kosong di sampingnya. Sekarang ia terlihat sangat lelah tapi harus tetap pergi kerja karena ada sesuatu yang harus ia urus hari ini.

Setelah selesai memasangkan dasi di lehernya, ia segera berjalan pergi keluar kamar. Langkahnya terhenti ketika melihat pintu kamar tempat Nala berada, dalam hati Kenzo menimbang-nimbang apakah ia harus mengecek Nala di kamar?

Ia ragu sebenarnya karena takut Nala malah terkejut dengan keberadaan dirinya pagi-pagi buta ini di kamar. Tapi satu sisi, ia juga khawatir dengan Nala. Setelah kejadian semalam, apakah Nala tidur dengan nyenyak? Berapa lama perempuan itu menangis karena dirinya? Ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Nala.

Akhirnya setelah berdebat dalam hatinya, Kenzo memutuskan untuk melihat kondisi Nala. Urusan bagaimana ia beralasan dengan Nala karena berada di kamar perempuan itu sepagi ini, itu urusan nanti. Yang penting ia ingin mengecek kondisi Nala sekarang.

Cklek!

Lampu kamar Nala masih nyala membuat hati Kenzo semakin tidak karu-karuan. Ia melihat pintu kamar mandi sudah terbuka lalu segera mengedarkan pandangannya ke arah ranjang yang ada di kamar itu.

Sejenak Kenzo menghela nafas lega karena melihat Nala berbaring di atas ranjangnya. Kenzo melangkah mendekat ke arah Nala yang masih tertidur nyenyak.

Tapi keningnya berkerut bingung melihat keringat membasahi wajah Nala. Segera Kenzo duduk di pinggir ranjang dan tangannya terulur untuk mengusap pipi pucat perempuan yang ia sakiti semalam.

Trapped - YoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang