Where are you, Nala?

1.5K 195 49
                                    

Happy reading!!

Semenjak kedatangan Nala di tempat tinggal Baron setelah hampir dua minggu belakangan ini, tempat tinggal Baron menjadi lebih hidup. Biasanya Baron sibuk kerja dengan pergi pagi dan pulang pada malam hari, ia hanya pulang untuk tidur saja.

Tapi semenjak ada Nala tinggal bersamanya, Baron baru merasakan yang namanya 'rumah'. Pagi-pagi hari selalu ada Nala yang sibuk di dapur untuk membuatkan mereka berdua sarapan. Baron yang biasanya sarapan diluar, sekarang malah selalu sarapan dengan masakan buatan Nala.

Walaupun memang skill masak Nala tidak sebagus itu tapi Baron selalu memakan semua masakan yang Nala masak. Selain menghargai usaha Nala, Baron juga merasa senang karena diperhatikan seperti ini oleh orang lain.

"Masak apa pagi ini?"

Nala tersentak kaget saat mendengar suara Baron. Ia menoleh dan tersenyum hangat menyapa Baron.

Pagi ini seperti biasanya, Baron sudah rapi dengan menggunakan kemeja berwarna krem dan rambut yang tertata rapi. Sedangkan Nala masih menggenakan piyama tidurnya semalam dan rambutnya dikuncir cepol.

Baron tersenyum menghampiri Nala lalu segera berdiri disamping Nala yang tengah sibuk memasak. Baron ber-woah-ria melihat masakan Nala yang sudah upgrade sekarang. Yang biasanya cuma roti bakar atau sandwich, sekarang Nala sudah mulai berani masak nasi goreng.

"Duduk aja, kak. Nanti aku bawain sarapannya ke meja makan." Ujar Nala sambil melirik sekilas ke arah Baron.

"Punya kakak banyakan ya, Nal. Soalnya keliatan enak nasi goreng mentega buatan kamu." Ucap Baron lalu segera ia pergi untuk menunggu Nala di meja makan.

Jujur saja Nala agak ragu dengan masakannya pagi ini, dia sudah bolak balik mencicipi rasa masakannya tapi tidak ada perubahan, masih ada yang kurang rasanya.

Nala tadi hendak membuang masakannya tapi Baron sudah keburu keluar dari kamar membuat Nala mengurungkan niatnya.

Tak lama Nala menghampiri Baron di meja makan sambil membawa dua piring nasi goreng mentega untuk mereka berdua sarapan pagi ini. Baron terlihat sangat antusias membuat Nala semakin deg-degan.

"Kak, kalo gak enak gak usah dipaksa habisin ya? Kamu bisa cari sarapan diluar kalau mau daripada sakit perut."

Baron menggeleng sambil menyendok satu suap nasi goreng untuk ia cicipi. Saat suapan itu masuk ke dalam mulutnya, Baron langsung terbatuk. Nala panik dan langsung mengambil segelas air putih untuk Baron.

Dari semua masakan Nala memang ini yang paling buruk. Baron rasa seperti memakan satu sendok garam saat mencoba nasi goreng buatan Nala. Langsung saja Baron menegak segelas air putih yang Nala berikan sampai habis dan menghela nafas lega.

"Buang aja ya? Ini gak layak dimakan, kak." Ucap Nala sambil hendak mengambil piring berisi nasi goreng di depan Baron.

"Eh??? Jangan, sayang banget kalau dibuang."

"Hah? Kamu mau makan ini, kak? Jangan ya! Nanti kamu sakit perut."

Baron menggeleng pelan sambil menyingkirkan tangan Nala, "ini masih layak dimakan biarpun sedikit keasinan."

Nala menatap tidak percaya ke arah Baron yang lanjut memakan nasi goreng buatanya. Bahkan Nala sendiri pun gak mau makan masakannya pagi ini, sungguh Nala takjub dengan cara Baron menghargai orang.

Andai Kenzo seperti ini.

Nala langsung menggeleng ribut saat mengingat laki-laki itu lagi. Enggak, Nala gak boleh ingat-ingat soal Kenzo. Dirinya baru saja pulih setelah sebelumnya Nala hanya mengurung diri di kamar seharian atau bahkan selalu bangun dalam keadaan menangis karena mimpi soal malam itu lagi.

Trapped - YoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang