Back Home

1.6K 199 59
                                    

Happy reading!!

Nala menoleh ke arah pintu ruangannya yang baru saja dibuka oleh seseorang. Senyuman tipis menghiasi bibir Nala saat melihat siapa yang datang.

"Good morning." Ujar Baron sambil menampilkan senyum merekahnya.

Baron berjalan mendekat ke arah ranjang rumah sakit tempat Nala berada. Dia menaruh paperbag yang ia bawa di meja nakas di samping ranjang rumah sakit lalu duduk sambil menatap lurus ke arah Nala.

"Gimana kondisi kamu?" Tanya Baron dengan suara lembutnya.

"Lebih membaik, Kak."

Baron mengangguk mengerti dengan senyum tipis menghiasi bibirnya. Ia menatap Nala dengan tatapan dalam dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang ia duduki.

"Aku kapan boleh pulang, Kak?" Tanya Nala tiba-tiba.

Sebenarnya Baron menghindari pertanyaan seperti ini dari Nala. Awalnya ia pun penasaran dengan kondisi Nala yang ia pikir hanya drop karena sedang stress. Tapi ternyata kondisi Nala cukup serius dan Baron sudah berkonsultasi dengan dokter yang menangani Nala soal Nala yang akan ia bawa pergi ke London.

Dokter tidak menyarankan Nala untuk berpergian dalam waktu dekat mengingat kondisi janin serta fisik Nala yang lemah. Kalau dipaksakan kemungkinan terburuk Nala akan mengalami keguguran.

Baron tentu tidak mau hal tersebut terjadi, ia tidak mau Nala semakin terpuruk dan merasa bersalah atas kondisinya yang lemah. Tapi ayahnya sudah mendesaknya untuk kembali ke London karena perusahaan benar-benar membutuhkannya.

Satu sisi Baron tidak bisa membawa Nala pergi dalam waktu dekat karena kondisi Nala dan janinnya yang masih lemah, tapi disisi lain Baron juga tidak bisa menunda keberangkatannya ke London.

"Kak?"

Nala mengerutkan kening bingung saat melihat Baron yang melamun setelah mendengar pertanyaannya tadi. Ada masalah apalagi sekarang sampai-sampai orang setenang Baron terlihat sangat gelisah.

"Nala, tadi Kakak udah konsultasi sama dokter soal Kakak yang bakal bawa kamu ke London. Tapi dokter gak menyarankan buat bawa kamu pergi karena kondisi kamu yang masih lemah." Jelas Baron dengan hati-hati takutnya menyinggung hati Nala.

"Ah... Jadi aku gak bisa ikut kamu ya, Kak?"

Baron langsung menegakkan tubuhnya saat mendengar suara lesu dan wajah tertekuk Nala.

"Kakak lagi berusaha ngundurin jadwal kita pergi ke London. Kakak usahain kamu ikut sama kakak."

Nala menatap Baron dengan tatapan yang sulit di artikan, "Kalau memang gak bisa jangan dipaksa ya, Kak. Kamu ada urusan penting kan di London? Jangan tunda itu demi aku."

"Terus kamu gimana, Nala? Kamu mau hidup sendiri? Atau mau kembali ke Kenzo?"

Nala langsung menggeleng pelan sebagai jawaban. Memikirkan dirinya kembali ke Kenzo saja sudah membuat hati Nala gelisah. Ia lebih baik hidup sendiri dibandingkan harus hidup bersama Kenzo.

"Itu urusan aku, Kak. Kamu gak usah khawatir." Ujar Nala.

"Gak bisa gitu, Kakak gak mau ninggalin kamu sendirian disini. Harus ada yang jagain kamu biar Kakak bisa tenang atau Kakak bakal tunggu kamu sampai pulih baru-"

"Kak Baron." Nala memotong ucapan Baron karena dia tidak suka kalau Baron harus berkorban lagi demi dirinya.

"Kamu gak harus berkorban demi aku, ini semua murni karena kesalahan aku jadi biarin aku ngatasinnya sendiri. Soal Kenzo, aku beneran gak mau balik ke dia lagi, aku gak bisa hidup sama orang yang aku benci." Ujar Nala dengan nada tercekat.

Trapped - YoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang