Jealous

1.5K 177 29
                                    

Happy reading!!

Dariel baru saja sampai di rumah saat hari menjelang malam. Ia berjalan dengan tergesa-gesa masuk ke dalam rumah.

"Riel, mau kemana kamu?"

Dariel menoleh ke arah sumber suara yang ternyata adalah ibunya sendiri. Ia segera berjalan menghampiri sang ibu yang berada di ruang tengah rumah mereka.

"Bu, aku mau ketemu sama Celin." Ujar Dariel.

"Mau ngapain lagi kamu? Celin lagi istirahat."

"Ada yang mau aku omongin sama dia."

Tatapan curiga dari sang ibu tidak menyurutkan semangat Dariel karena ia benar-benar bertekad ingin bertemu dengan Celin.

Semenjak kejadian beberapa hari lalu, Dariel di larang bertemu dengan Celin oleh ibunya. Alasannya sederhana karena ibunya Dariel takut kalau Dariel kembali mengulang kesalahan yang sama, sedangkan kondisi Celin masih belum pulih sepenuhnya akibat perbuatan Dariel barusan.

"Enggak, Celin baru saja masuk kamar dan dia harus istirahat." Tolak sang ibu.

"Bu, ayo lah, aku tau kesalahan aku dan gak mungkin aku nyakitin Celin lagi."

"Gimana ibu bisa percaya sama kamu setelah kamu ngelukain Celin di depan mata ibu? Kamu dan ayah kamu sama saja."

Dariel menghela nafas kasar, kalau sudah dibandingkan oleh ayahnya begini Dariel tidak akan bisa membantah. Dariel tau kalau ada dendam tersendiri dari sang ibu kepada ayahnya semenjak Nala diusir pergi dari rumah.

"Ibu ada ngomong apa sama Celin soal Nala?" Tanya Dariel tiba-tiba.

"Kamu ini ngomong apa sih? Kok tiba-tiba jadi ngomongin Nala?"

Dariel mengusap kasar wajahnya, "Ibu bilang sama Celin kalau ibu mau ketemu sama Nala kan? Nah kemarin itu aku salah paham sama Celin karena Celin nyari kabar soal Nala."

Dariel melihat wajah terkejut sang ibu membuat dirinya jadi geram sendiri. Ternyata benar kalau ibunya tidak cuma sekali mengeluh pada Celin kalau ibunya ingin bertemu dengan Nala.

Dulu memang Celin sempat membicarakannya pada Dariel tapi Dariel sudah berusaha melarang Celin untuk tidak ikut campur, tapi ternyata perempuan itu cukup keras kepala.

"Ibu jangan buat Celin merasa terbeban karena harus cari Nala, ini urusan keluarga kita dan Celin gak perlu terlibat."

"Harusnya kamu yang cari adik kamu, Riel. Dia udah berbulan-bulan gak ada kabar sama sekali, ibu udah cari dia tapi beneran gak ada kabar soal Nala sama sekali. Ibu takut Nala kenapa-kenapa diluar sana."

Dariel semakin geram mendengar pembelaan ibunya. Jelas-jelas Nala diluar sana senang-senang dengan kehidupannya bersama si brengsek Kenzo, jadi buat apalagi Dariel cari tau soal Nala? Dariel bahkan berharap Nala tidak usah kembali pada keluarganya.

"Terserah, aku gak peduli. Sekarang aku mau ketemu sama Celin, ada yang harus kami omongin berdua."

Setelah mengucapkan hal tersebut, Dariel langsung saja pergi meninggalkan sang ibu yang masih berdiri mematung dengan mata berkaca-kaca.

"Riel..."

Tangan Dariel ditahan oleh sang ibu membuat Dariel mau tidak mau harus menghentikan langkahnya. Tanpa menoleh kepada sang ibu, Dariel menunggu apa yang akan diucapkan oleh ibunya.

"Ibu minta maaf sudah buat Celin terbeban karena keinginan ibu. Setelah ini biar ibu yang bakal cari Nala sendiri. Tapi tolong, kamu jangan sakitin Celin kayak kemarin. Dia sebenarnya pengen nemuin kamu tapi ibu larang karena takut kamu lagi-lagi nyakitin dia. Ingat kalian udah mau punya anak dan kekerasan bukan hal yang pantas kamu tunjukan pada Celin maupun anak kalian, kamu gak cukup liat ibu dan ayah yang selalu bertengkar? Jangan sampai hal itu terjadi juga pada rumah tangga kamu dan Celin nantinya." Ucap sang ibu dengan panjang lebar.

Trapped - YoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang