3. 🪻Pertemuan Kembali Setelah Tiga Tahun🪻

1.5K 233 74
                                    

Vote dan Comment juseyo 🥰🙏🏻
Nggak usah nunggu tamat atau nunggu banyak chapternya, yuk dukung saya dari nol biar lebih semangat, ini semangat saya buat nulis bagai telur di ujung tanduk kerbau loh 😩

[Oh ya sekalian mo curhat, kemarin sempat ada yang komen tapi keknya udah keburu dihapus juga sama yang komen katanya ini kek story² buatan bocil² yang hartanya melimpah dan ga masuk akal 😂 mungkin maksudnya macam cerita² CEO² muda khas bocil-bocil yang viral itu kali ya 😅😅
Sayang, ini story latarnya luar negeri, Montreal-Kanada. Si Jacob juga bukan pengusaha abal-abal, doi tuh pria 35 tahun, anak miliarder [miliarder di Amerika dan sekitarnya tuh sama kek trilyuner di Indonesia] nah si Jacnya ini juga miliarder sendiri terlepas dari warisan ayahnya, biasanya akan anak-anak orkay ini selain dapet privilege yang bagus, biasanya bakat bisnis ortu tuh nurun ke mereka.
Terus ini story kan temanya emang mengisahkan para crazy rich, ya harus mevvah donk sayang. Masa iya si Iris nikah sama miliarder terus dapet uang bulanan 500 ribu rupiah sebulan atau dia tinggal di rumah subsidi? 🥹

Atau makannya sayur bening kemarin diangetin, goreng ikan asin terus nyuci baju sendiri pake papan gilasan? 😭 itu sih hidupnya author banget 😩

Aku ngerti kok yang kalian maksudkan, tapi untuk story dengan tema kayak gini tuh udah pas banget sih alur dan isinya kek gini ya 🤭👌







♥︎♥︎♥︎





Malam yang tenang dan angin malam berhembus sejuk, dua pria tampan duduk dengan tenang di sebuah bangku cafe mewah yang terletak di kawasan elit Montreal, menghadap langsung sungai cantik yang tersohor itu.

"Jadi kau pulang untuk merayakan anniversary kalian?"

Jacob hanya menampilkan ekspresi dinginnya, saat ini ia sedang berada di cafe favoritnya bersama saudara sepupunya, Derren West yang berusia setahun di bawah usianya. Keduanya hanya berkumpul seperti biasa, di antara semua sepupu, Jacob memang cukup dekat dengan Derren karena selain memiliki bisnis di bidang yang sama, mereka juga seumuran dan kerap bermain bersama sejak kecil sampai dewasa.

"Kau melihatnya belakangan?" Derren bertanya lagi meski nyatanya pertanyaan pertamanya tidak ditanggapi sama sekali.

"Tidak." Jacob menjawab singkat.

"Terakhir aku melihatnya sebulan yang lalu, Mom mengundangnya makan malam di rumah. Pertumbuhannya cukup lambat menurutku, ia masih nampak seperti saat berumur 18." Derren berkata dengan nada senang, membuat Jacob menatap padanya dengan kening berkerut.

"Perubahan hanya pada beberapa hal termasuk fashion. Jika melihatnya secara langsung kau akan melihat seorang remaja 16, oh kau pernah melihat idol-idol remaja pria dari negeri ibumu? nah seperti itu, mereka menyebutnya apa? flower boy? ya, flower boy!" Derren terlihat bersemangat.

"Kau menyukainya?" Jacob bertanya.

"Hey! memujinya bukan berarti menyukainya. Lagi pula sampai kapan kau tidak akan menemuinya? setidaknya temui dia sesekali."

"Bukan urusanmu!" Jacob mendengus.

"Kau membuat seseorang membuang masa mudanya dengan sia-sia." Derren menghela napas tak habis pikir.

"Kau bersedia menikahi seorang pria?" Jacob menatapnya dengan sebelah alis terangkat.

"Kalau sudah dinikahi, mau bagaimana lagi?" Derren mengisyaratkan jika ia akan bersedia menerima andai memang ia menikahi seorang pria.

Iris Winter [Mr West's Unpopular Wife]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang