17. 🩶 Iris Dan Segala Kegundahannya 🩶

1.5K 239 68
                                    



🪻🪻🪻



"Ada apa, Ivana?" tanyanya kepada si penelepon.

"Mr West, aku merasa takut, aku selalu teringat dengan para penjahat itu, bisakah kau datang dan menemaniku?"

"Apa yang kau ...."

Kalimat Jacob tidak selesai, Iris bergerak dengan cepat, beranjak dari posisi berbaringnya, kini ia duduk tegak di pangkuan Jacob, masih memeluk leher pria tampan itu, wajah mereka sejajar dengan Jacob yang masih memegang ponsel dan menempelkan di telinga.

Iris menepis ponsel pria itu, membiarkannya terjatuh di sofa. Ia dengan cepat menempelkan bibir mereka, merasakan dinginnya bibir seorang Jacob West.

Jacob sempat terkejut namun segera menyadari keadaan. Membiarkan si cantik ini melakukan apa yang ia mau. Perlahan membalas ciuman Iris, membuat hawa dingin di antara bibir mereka tadi berganti menjadi udara yang hangat.

Jacob yang menjadi sangat mudah tergugah pada tubuh ini jelas segera kehilangan kewarasannya, kini setelah ciuman panas dan dalam itu, ia menyarangkan wajahnya di ceruk leher jenjang nan putih mulus itu, menghirup aroma wangi lembut khas seorang Iris Winter.

"Kata dokter, kita boleh bercinta tapi kau harus lebih lembut, Hyung."

Jacob merasa kepalanya memanas, Iris yang berbisik di telinganya kini memandang wajahnya dengan tatapan sayu, bibirnya basah dan sedikit membengkak.

"Ayo kita bercinta, Hyung." Ucapnya lembut.

Jacob menatap paras cantik itu dengan tatapan lekat, menelan air liurnya sendiri, pusat tubuhnya memanas dan mengeras tanpa bisa ia cegah. Ia mengecup bibir merekah di depan wajahnya ini, melumatnya untuk kedua kali, ketika akan memperdalam ciumannya, seorang pelayan wanita datang dan berdiri di ambang pintu.

"Tutup pintunya dan jangan datang sampai kupanggil!"



♥︎♥︎♥︎



Jam 10 malam acara percintaan itu berakhir, Iris terlentang di tempat tidur dengan tubuh polos tanpa penutup sehelai pun. Tubuh putih mulusnya dipenuhi bercak merah kebiruan, bibirnya membengkak dengan sedikit luka di sudutnya. Tatapan matanya sayu namun ia tidak tidur, napasnya nampak lambat, itu terlihat dari pergerakan perutnya yang naik-turun dengan pelan.

Jacob baru saja keluar dari kamar mandi, menemukan istrinya dalam keadaan se-wah itu, membuatnya kembali menelan salivanya. Tapi ia masih sadar jika ia sudah menunda hampir dua jam waktu makan malam anak ini. Salahkan dia sendiri yang memulai lebih dulu!

Jacob menggelengkan kepalanya, ia menekan tombol pada intercom dan berbicara kepada pelayan di bawah sana.

"Siapkan makan malamnya!" Titahnya lalu segera berbalik pada Iris yang masih dalam posisi semula.

"Kau lelah? padahal aku yang bekerja keras." Jacob mengambil kotak tissue di meja dan mulai mengusap bagian-bagian tubuh pemuda itu yang nampak lembab dan memiliki noda hasil dari percintaan mereka barusan.


Iris hanya diam, meski ia merasa malu namun ia juga merasa sangat lelah, ia bahkan tak mampu membersihkan dirinya sendiri karena terlalu lelah, lagi pula Jacob memang selalu melakukan hal ini setiap mereka selesai bercinta. Malam ini Jacob memang tidak bermain kasar namun stamina pria ini benar-benar luar biasa. Ia bahkan hanya mengalami dua kali ejakulasi selama nyaris satu jam lebih, terdengar tidak masuk akal tapi kenyataannya seperti itu. Iris sudah berkali-kali ejakulasi hanya untuk berharap Jacob West segera mengakhiri permainan mereka namun nyatanya itu hanya harapan Iris semata. Kenyataannya Jacob dengan keranjingan menggeluti tubuhnya, berkali-kali mengganti posisi dan gaya bercinta mereka, seakan ia tidak ingin mengakhirinya secepat itu.

Iris Winter [Mr West's Unpopular Wife]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang