{BAB 2} MURID BARU

164 67 10
                                    

Aku menatap suasana kelas yang sangat ramai dengan berbagai macam kegiatan, ada yang sibuk bercanda ria dengan teman sebangkunya, ada juga yang sibuk bikin konten tiktok karna memang di sekolahku diperbolehkan membawa handphone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatap suasana kelas yang sangat ramai dengan berbagai macam kegiatan, ada yang sibuk bercanda ria dengan teman sebangkunya, ada juga yang sibuk bikin konten tiktok karna memang di sekolahku diperbolehkan membawa handphone. Berbeda denganku yang hanya sendirian sepi, dingin, dan kaku. Ku Letakkan kepalaku diatas tumpukan buku buku besar yang sengaja ditumpuk.

Kedebuggg

Nara menarik buku yang menjadi sandaranku, hingga kepalaku terbentur cukup keras karena ulahnya. Aku memberanikan untuk menatap wajah mereka dengan ragu dan takut.

Vania menjambak rambutku dengan cukup keras, "Berani Lo tatap gua hah!!"

"Aaaaaaushhh sakit lepasin," ucapku pelan.

Namun Vania semakin menguatkan genggaman tangannya di rambutku.

"Lo kerjain, dan harus selesai besok pagi," bentak Aurora.

Ia mendekatkan bibirnya ke telingaku,
"Kalo sampe ga selesai Lo tau akibatnya."

Aurora melemparkan beberapa kertas putih tepat dihadapan wajahku yang kini sudah basah karena keringat dingin. Dengan gerakan yang tergesa gesa aku segera mencari pulpen, dan segera mengerjakan tugas milik mereka.

Aduh banyak banget, batinku mengeluh.

Terdengar langkah kaki yang masuk kedalam ruangan, aku tidak ada niat untuk melirik siapa yang masuk, karna pastinya itu adalah guru yang akan mengajar dikelas.

"Hai teman teman, kita kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu."

"Hai!!
Nama gue Megan Arga Lucena. Kalian bisa panggil gue Megan."

Hallo Megan!!

Hai Megan, ganteng banget!!

Megan Megan godain aku dong.

Megan gue jomblo.

Anjir ganteng banget dong.

Sekilas aku mengarahkan mataku untuk memandang murid baru yang menyebabkan kegaduhan, dimana para gadis sibuk memuji ketampanan wajahnya.

Kini Guru tersebut mengarahkan jari telunjuknya ke arahku ah tidak lebih tepatnya kursi kosong yang berada di sampingku.

"Megan. Itu kursi milikmu."

Ia melangkahkan kakinya mengikuti instruksi dari sang guru, mendudukkan pantatnya dengan nyaman, dan menyodorkan tangannya kepadaku, "Hai gue megan!!"

Aku hanya melirik dan melanjutkan mengerjakan tugas. Tanpa sedikit pun ada niat untuk berkenalan dengan murid baru yang kini sudah duduk bersampingan denganku. Sejauh ini aku memang tidak pernah peduli dengan para siswa dan siswi di sekelilingku.

"Lo ga biasa bersentuhan dengan sembarang orang??" monolog Megan dan langsung menarik kembali tangannya.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban, dan kembali mengerjakan tugas dari Aurora. Kepalaku rasanya akan pecah, tubuhku menggigil dan sepertinya wajahku sudah seperti mayat hidup kali ini.

Lebih baik gue mati.

.
.
.
.
.





Tinggalkan jejak guys💋🙏🏻

STAY HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang