{BAB 14} SIAPA?

43 26 0
                                    

Author POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Author POV

Terdengar suara detak dari jam kecil yang dipenuhi dengan debu, dan untuk yang kesekian kalinya seorang gadis membuang nafasnya secara kasar. Sesekali menatap seorang gadis yang kini tangah meringis kesakitan dan menggenggam erat sebuah foto.

"Jadi dimana??" Suara gadis itu terdengar sangat frustasi dan sesekali mengacak ngacak rambutnya.

Bukannya menjawabnya Dara hanya diam menunduk dan terus mengeluarkan tangisnya bahkan kali ini sangat kencang.

Melihat Megan yang melirik dengan sangat tajam membuat Vania pasrah
"Gue cuma nanya, bukan mau siksa dia!!"

"Seharusnya Lo kasih dia waktu," saran Megan dan berusaha menghapus air mata di wajah Dara.

"Berhenti cari tau tentang jalang itu," ucap Aryo penuh penekanan diakhir kalimatnya.

Seketika wajah Dara terangkat dan terlihatlah tatapan sayu dan dingin "Jangan panggil ibuku jalang!!"

"Memang benar adanya, bahwa wanita penggoda itu hanya merusak hidupku dan keluargaku," beber Aryo dengan nada yang merendahkan.

"Tapi kamu tergoda olehnya," bantah Dara tidak terima dan kini matanya dipaksa untuk membulat.

"Stop!!"
pekik Vania mencoba menghentikan perdebatan antara Dara dan Aryo.

"Gue cuma tanya Tante Disa dimana?"

"Tapi kamu ga perlu tau tentang dia sekarang. Bahkan jika dia mati pun seharusnya kamu senang bukan?" Dara menelan ludahnya dengan susah payah.

"Ra, biarpun dia sudah membuat ibuku mati. Dia tetap adik dari ibuku, dan gue berhak tau dia dimana," lanjut Vania menahan tangisnya.

Lihatlah geng. Betapa bersih hati Vania dia masih sangat peduli walaupun hatinya dibuat hancur berkeping keping.

Dara melirik Megan, Megan yang faham akan maksud tujuan dari Dara langsung membuka suaranya.

"Tante Disa ada dirumah Aurora, dia dipasung dan...sakit jiwa," ucap Megan sambil memejamkan matanya dan berbicara dengan cepat diakhir kalimat namun masih bisa terdengar oleh Vania dan yang lainnya.

Vania terkejut bukan main, mulutnya terbuka sangat lebar seperti mulut buaya yang siap menghabiskan mangsanya.

"A apa?? Aurora?? Kenapa Aurora??"
ucapannya dengan terbata bata.

"Mangkanya update, Lo gatau berita terbaru disekolah??" celetuk Megan yang sadar melihat Vania hanya cengo berfikir keras.

Tanpa menjawab Vania langsung membuka handphone miliknya.

"Jadi selama ini??" Jari telunjuknya terus terusan menunjuk kearah Dara dan handphone miliknya secara bergantian.

"Jauh sebelum kamu, Aurora lebih dulu bully dan siksa aku."

STAY HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang