{BAB 4 } MERASA IBA

116 65 2
                                    

Megan POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Megan POV

Hai gue Megan Arga Lucena, murid baru yang sukses membuat seluruh para gadis menjerit dan terpesona akan ketampanan yang sudah melekat pada wajahku sejak kecil.

Namun siapa sangka, ternyata ada satu gadis yang bahkan tidak mau bersalaman denganku. Aku menatap wajahnya cukup lama, mungkin dia tipe gadis yang tidak suka make up seperti gadis yang lainnya.

Aku sedang meneguk es lemon dan tidak sengaja melihat adegan kekerasan yang tidak seharusnya tidak aku lihat.

Brukkkk

Dengan tenaga yang penuh aku mendobrak pintu kamar mandi berwarna biru tua, dan terlihatlah sosok gadis yang sedang merenung, aku menariknya dan membawanya ke taman belakang.

"Sejak kapan?? Gue rasa Lo udah cukup lama kaya gini. Lapor guru!! Perundungan ga baik untuk mental lo," ucapku sembari memberikannya roti tak lupa membalut tubuhnya dengan jaket hitam milikku.

"Gue tau Lo laper," sambung ku.

Sepulang sekolah mataku terus mengawasi setiap gadis yang berhamburan menuju parkiran. Tapi aku tak melihat gadis yang sudah ku pinjami jaket. Akhirnya aku melajukan motorku pelan dan berhasil, ternyata dia sedang berjalan sendirian.

Singkat cerita aku berhasil membawanya naik motor bersamaku, dan berhenti didepan sebuah rumah tua dimana ada seorang pria paruh baya yang tengah berdiri.

Gadis itu menghampirinya, namun bukan untuk bersalaman atau berpelukan melainkan untuk mendapatkan sebuah siksaan dari tongkat baseball yang entah sejak kapan berada ditangan kekarnya.

Aku melihatnya diseret dengan kasar, mungkin pria itu tidak sadar bahwa aku masih memperhatikan langkahnya.

Aku berjalan mengendap endap mencari sumber suara yang ternyata berasal dari sebuah jendela yang terbuka lebar. Dan berusaha untuk memanggilnya.

Sssstttt...ssttttt...sssttt...
Tapi tidak menghasilkan apapun.

"Sial.. bahkan gue ga tau namanya."

Akhirnya aku mencari kerikil dan melemparnya kearah gadis itu.

Auwwwww

Suara teriakan terdengar karna kerikil itu mengenai ujung kepalanya. Matanya berusaha mencari arah batu kerikil tersebut.

Aku langsung melambaikan tanganku. Dan berhasil. Gadis itu pun menghampiriku.

"Lo ngapain disini??"
Aku mengulurkan tanganku, "Gue Megan!!"

"Gue tau," ucapnya sangat pelan.

"Nama Lo siapa??" tanyaku penasaran.

"Dara. Lebih baik Lo pergi dari sini,bahaya!!!"
ungkapnya sembari terus memperhatikan arah pintu yang tertutup. Dan kuduga dikunci dari luar.

"Lo ga akan ikut sama gue??" Aku berusaha menawarkan bantuan sebisaku. Aku melihat dara yang sedikit berfikir keras.

"Gue laper."

Aku hanya tersenyum singkat dan mulai membantu Dara untuk melompat dari kamar itu lewat jendela. Kami berjalan berjongkok jaga jaga agar tidak menimbulkan kecurigaan dari pria yang sudah menyiksanya. Meluncur menggunakan sepeda motor menuju rumahku.

Skip

"Orang tua Lo kemana ??"

"Mati," jawabku asal.

"Gue tinggal sendirian Dar eh Ra. Aku masih bingung untuk memanggil namanya."

Aku pun menghidupkan saklar lampu karna keadaan rumahku yang memang gelap gulita. Mungkin karna posisinya yang terpencil dari jangkauan matahari.

"Astaga!!!!" Dara berteriak dengan sangat cempreng.

"Why??why??" tanyaku terkejut.

"Berantakan banget Megan!!"

Dengan cepat Dara langsung membereskannya dengan sangat telaten, menyimpan piring kotor ke dapur dan mencucinya, bahkan ia menyapu lantai rumahku yang sudah sangat kotor. Aku hanya diam dan memperhatikan langkah Dara yang mondar mandir.

"Jadi ceritanya Lo tinggal sendiri disini??" Dara membuka pembicaraan dengan gagang sapu masih berada ditangannya.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Katanya Lo laper. Gue cuma punya mie instan doang si."

"Boleh, gapapa."

Aku memang menyediakan stok mie instan karna simple dan tidak menghabiskan waktu.
Aku mengambil tiga bungkus untuk Dara.

Kini mataku tengah menatap Dara yang sedang melahap mie itu dengan cepat,

Uhuk uhuk

Aku segera memberinya segelas air. "Pelan pelan."

"Laper banget gue!!" Dara kembali melahapnya hingga habis.

"Oh iya gue mau mandi, gue boleh pinjam handuk Lo??" pinta Dara.

Aku langsung membereskan piring kotor sesuai perintah Dara. Rumahku memang sangat kecil hanya ada tiga ruangan didalamnya. kamar tidur yang menyatu dengan meja makan dan disambung dapur kecil dan kamar mandi.

Dara yang hanya menggunakan handuk menghampiriku. Aku menatapnya dengan seksama banyak sekali merah merah lebam disekitar leher, tangan, dan juga kakinya.

"Lo mau pake baju gue ??" tawarku kepadanya dan Dara hanya mengangguk pelan.










TBC💋

STAY HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang