{BAB 7} W H Y Vania??

87 59 2
                                    

Author POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Author POV

Seorang gadis menyilangkan kakinya dengan santai, tak lupa bibirnya menghisap sebatang rokok dan sesekali meniupkan asapnya melalui hidung. Dengan kekayaan yang berlimpah menjadikannya bak seorang putri, siapapun akan patuh kepadanya. Termasuk Vania yang kini datang dan menghampirinya.

"Udah gila tu anak,"  Vania membuka obrolan dengan tangan yang masih sibuk membolak balik selembaran kertas putih.

Aurora hanya menatap Vania sebentar dan kembali menghimpit rokok ke dalam mulutnya.

"Nih. Lo harus periksa Ra!!" Merasa diabaikan Vania langsung mendekatkan selembaran kertas putih itu tepat dihadapan Aurora.

"Ga ada nama Lo di kertas ini, pasti tu jalang sengaja, supaya Lo ga bisa lulus untuk masuk universita," cerocos Vania penuh penekan pada setiap kata katanya.

"Periksa lagi Van," pinta Nara meyakinkan.

"Lo ga main main kan sama gue Van."

Kini Aurora tersenyum sinis tanpa menatap wajah Vania.

"Ma maksud Lo??"

"Ya mungkin aja Lo rekayasa ini semua,karna Lo iri mungkin sama gue," ucap Aurora santai.

"Gue ga mungkin lah kaya gitu Ra.
Mending sekarang gue dan Nara kasih pelajaran untuk jalang itu,gimana??"

Vania mencoba merangkul pundak Aurora, namun segera ditepis olehnya, menyebabkan tubuh Vania sedikit tersungkur. Nara yang melihat adegan itu pun langsung menahan tubuh Vania.

"Lo bisa ga, jangan kasar!!"

Tangan Nara hampir menampar pipi Aurora, namun segera ditahan oleh Vania

"Gue gapapa ra.udah jangan berlebihan."
Vania mencoba menenangkan Nara yang emosi.

"Mau gue bayar berapa??"

***

"Ngga aktif Van." Nara yang sedari tadi berusaha menghubungi dara mulai menyerah.

"Telponin terus dong Ra. Gue harus bisa dapetin uang itu."

"Kamu kenapa si Van??"

"Kamu yang kenapa?? Jangan menyerah dong. Telponin terus !!"

"Kamu ngga cape Van?? Dara adikmu, kamu gabisa terus terusan siksa dia cuma demi uang!!"

"Cuma?? Cuma kamu bilang?? Hah?? Aku butuh uang itu Ra!!!!"

"Kamu ngomong gini, karna kamu punya segalanya. Punya uang, keluarga, bisa masuk univ tanpa bingung pikirin biaya. Sedangkan aku??" Jari telunjuk Vania terus terusan menunjuk kearah muka Nara namun terhenti karna dengan cepat Nara menarik tubuh Vania dan segera memeluknya dengan erat.

"Bukan gitu maksud aku."

"Aku bahkan lupa bagaimana rasanya diperhatikan Ra." Suara lirih Vania bercampur dengan Isak tangis.

"Kamu punya aku, aku ada untuk kamu. Kamu ga sendirian, jangan nangis lagi ya, aku ga bisa liat kamu nangis kaya gini." Kini tangan milik Nara menghapus genangan air yang ada di pelupuk mata Vania.

Vania kembali memeluk Nara dengan sangat erat. Ia bisa merasakan ketulusan Nara yang membuat jiwanya kembali tenang.

***

Megan POV

Aku memandang tubuh Dara yang lemas terbaring di sofa dengan mata yang sudah bengkak akibat air mata yang mengering. Aku membawa piring beserta makanan yang sempat aku beli di warung depan. Entah kenapa aku sangat peduli dengan teman sebangku yang baru saja aku kenal.

"Makan dulu Ra!!"

"Maafin gue megan," gumam Dara pelan tapi masih terdengar olehku.

"Kenapa Ra?? Kenapa minta maaf??"

Bukannya menjawab Dara hanya menundukkan wajahnya, dengan sendok yang berada ditangannya mulai mengaduk aduk nasi goreng yang berada dihadapannya.

"Gue sama sekali ga terbebani ko Ra.
Lo tenang aja. Em gimana kalo kita keluar hari ini. Main gitu supaya Lo ga suntuk!!"

"Boleh."

Dara mencoba tersenyum dengan mulut yang masih penuh.

"Bahkan lagi makan aja senyuman Lo manis banget Ra."

Bibirku tiba tiba mengeluarkan suara yang membuat ku reflek memukulnya.

"Kenapa dipukul bibirnya?? Gue emng manis kali!!" Dara terkekeh pelan.

"Kamu makan kaya anak kecil. Aku bantu bersihin ya" Aku mencoba menarik nasi yang tersisa disudut bibir Dara.

Tangan Dara mencoba menghentikan pergerakanku. "Lo kenapa??"

"Aku cuma bersihin bibir kamu aja Ra." Aku tersenyum dan menatap wajah Dara yang kebingungan.

"Bukan itu."

"Terus apa??"

"Kok manggilnya jadi aku kamu??"





.
.
.
.
.

Tinggalkan jejak guys💋
Tekan vote dan tulis saran untuk pemula seperti saya









STAY HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang