{BAB 18} POSESIF

50 19 17
                                    

"Kalo udah kaya gitu termasuk jadian gak??" tanya Dara dengan sangat cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalo udah kaya gitu termasuk jadian gak??"
tanya Dara dengan sangat cepat.

Aku menarik tangan yang kini menutupi wajah Dara dengan kasar "Apa apaan Lo??"

Dara hanya diam dan menatapku heran seolah olah bertanya ada apa denganku. Aku sengaja memasang mimik wajah yang sangat marah seolah olah tidak terima dengan perkataan Dara.

"Lo Lo kenapa??" tanya Dara sedikit ketakutan.

"Lo marah sama gue?? Gue minta maaf kalo gue salah ngom-"

"Gue ga terima kalo harus Lo yang nembak gue." Aku melebarkan senyumanku dan sedikit menggelitik perut Dara. Namun sang empu hanya diam tidak merasa geli sedikit pun.

"Aaaaa Megan tega aaaaaa." Suara tangis yang dibuat buat oleh Dara akhirnya keluar.

"Gue degdegan liat muka Lo kaya tadi, kaya singa mau ngamuk," ejek Dara mengelus kasar dadanya.

"Jadi gimana??" sambung Dara mengedipkan sebelah matanya.

"Apanya yang gimana??" Aku tertawa mendengar pertanyaan Dara.

"Kok malah ketawa si ah ga asik Lo," gerutu Dara memanyunkan bibirnya hingga 5 cm.

"Gak usah sok imut kaya gitu, gue sosor mampus Lo."

"Coba aja kalo berani!!" tantang Dara.

Tanpa sadar kini wajahku dan Dara sudah sangat dekat, aku bisa merasakan deru napas Dara yang tidak beraturan, dan

Krubug krubug

Aku segera mencari asal suara yang ternyata keluar dari arah perutku yang keroncongan.
"Hehehe laper gue."

"Yaudah sana makan dulu," titah Dara dan menarik selimut untuk menutupi wajahnya.

"Jangan ngambek gitu dong." Aku sempat mengejek Dara sebelum pergi untuk memasak mie instan.

Setelah selesai makan aku langsung membuka handphone untuk maen game, karna sepertinya Dara sudah mulai tidur dengan lelap.

Aku menutup gorden jendelaku karna hari mulai gelap, tak lupa untuk membersihkan bekas makanku karna kata Dara aku harus menjadi pria yang rajin dan bersih baru Dara mau betah tinggal bersamaku.

"Dasar kebo, tidur dimana nih gue??" tanyaku sendiri ketika melihat ranjang yang sudah dikuasai oleh tuan putri Dara.

Auwwwssssss

Aku merasakan perih yang menjalar di perutku, dan benar ternyata sebuah pisau berhasil menusuk perutku.

Tanganku menarik lengan yang sedang memegang pisau itu, seorang gadis berpakaian serba hitam yang sempat menghajarku di rumah Dara. Siapakah dia?? Apa maksud dia melakukan ini padaku??

Gue mau Lo mati bangsat.

Tiba tiba topeng hitam itu terbuka oleh tangan Dara yang tiba tiba berada dibelakang gadis itu.

STAY HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang