{BAB 12} KEMBALI

46 30 4
                                    

Author POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Author POV

"Non ditunggu bapak di ruangan," ucap seorang pembantu dengan sangat ragu.

Aurora yang sedang duduk santai di sofa yang terlihat mewah itupun memutar malas bola matanya. "Ganggu banget si" gerutunya kesal tetapi tetap melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan dengan pintu hitam pekat.

Tok tok

Ceklek

Tanpa meminta persetujuan yang didalam Aurora membuka pintu dan terlihat jelas seorang pria tengah duduk menghadap kearah langit yang sangat cerah.

"Masuk!!" titah pria itu tanpa menoleh. Dan menunjukkan sebuah berita dari handphone miliknya. Tentu Aurora langsung mengenalnya, bagaimana tidak Aurora sendiri yang sudah upload berita tersebut.

"Maksud kamu apa hah??" bentak pria itu kini membalikkan badannya terlihat rahangnya yang mengeras dan mata yang membulat sempurna.

Aurora tetap santuy dengan gaya cool nya tanpa takut sedikit pun. "Kenapa?? Masalah buat Lo??" Kini jari telunjuknya menyentuh dada bidang pria itu.

"Kamu sudah berjanji tidak akan menyebar luaskan berita ini Aurora."

"Hem sayangnya gue lupa sama perjanjian itu."

Pria itu mengangkat tangan kekarnya dan siap untuk menampar Aurora yang sudah membuatnya naik darah. Namun segera ia urungkan ketika melihat seorang wanita yang menatapnya dengan tajam.

"Sayang, sejak kapan kamu di indonesia??" Pria itu menghampiri dengan sedikit ragu.

Plakkk

"Tunggu sayang, aku bisa jelasin semuanya."
Pria itu menahan perih di bagian pipinya akibat tamparan keras dari wanita cantik yang diduga adalah istrinya.

"Tega kau mas, kau selingkuh!!" pekik wanita itu mengepal tangannya.

"Pergi kau dari sini!! Aku muak melihat muka bejat mu itu mas!!

Wanita itu menghampiri Aurora yang menunduk "Maafkan mama sayang, mama sudah membiarkan kamu tersiksa selama ini" kini wanita itu memeluk Aurora dengan sangat erat.

Aurora membalas pelukan itu, sudah lama ia tidak merasakan kehangatan pelukan dari seorang ibu. Pasalnya Hara Arafah sang mama merupakan wanita karir yang sangat sibuk bekerja diluar negri sehingga tidak banyak waktu untuk menemani Aurora.

"Aku Rindu mama."

"Mama juga sayang"

Keduanya melepas rindu yang sudah sangat lama terpendam. Hara mengakui bahwa dirinya sangat tergila gila terhadap uang sejak Aurora kecil, hal itu membuat adanya jarak antara sang mama dan anak. Kini Hara menyesal dan akan menetap tinggal diindonesia terlebih setelah mengetahui sikap bejat sang suami yang tega selingkuh dibelakangnya.

"Sejak kapan kamu tahu masalah ini??" Mata Hara tak lepas memandang putrinya yang sudah sangat dewasa ini.

"Lima tahun yang lalu ma," Aurora masih menunduk tak percaya bahwa yang dihadapannya adalah sang mama yang sangat ia rindukan.

"Kenapa ga bilang mama??"

Aurora menatap mata Hara dengan seksama "Karna mama sibuk!!"

Hati Hara bagai tertusuk pisau ia tidak bisa membayangkan bagaimana terpuruknya Aurora selama ini, "Maafin mama sayang maafin mama!!"

Aurora mengusap air mata yang berjatuhan di wajah milik Hara.

"Aku kenal wanita jalang itu ma, dia ibu dari temanku," tutur Aurora.

"Awalnya wanita itu bekerja sebagai pembantu dirumah ini, tapi lama lama dia menggoda papa. Akhirnya wanita itu hamil. Papa ketakutan dan mengurung wanita itu di gudang bertahun tahun lamanya."

"Bagaimana dengan janinnya??" tanya Hara penasaran.

"Karna dikurung tanpa diberi makan wanita itu keguguran dan akhirnya gila."

Hara menarik nafas nya dalam dalam tidak percaya dengan kelakuan bejat suaminya.

"Sejak kejadian itu aku melampiaskan kekesalanku kepada anaknya."

"Dia tau ibunya ada disini??" tanya Hara mengikuti langkah Aurora.

Aurora hanya mengangguk pelan, "Tapi dia benci ibunya sendiri."

Ceklek

Kini Hara melihat sosok wanita berambut panjang dengan pakaian yang sangat lusuh dipasung dibagian kedua kaki dan tangannya.

"Benar benar bejat!!" Hara tak kuasa melihat nasib wanita cantik dihadapannya.

Aurora hanya terdiam kaku. Antara benci dan kasihan beradu didalam hati dan pikirannya.
Dia benci wanita penggoda itu namun kini ia sangat iba melihat wanita yang sedang dipasung dengan tatapan mata yang kosong seolah olah meminta bantuan untuk membuka kunci yang berada pada tali tali besi yang menggantung.

Disebuah ruangan makan yang sangat minimalis. Aurora mengetuk ngetuk sendok yang berada ditangannya. Ia masih kaku dengan suasana seperti ini.

"Kenapa cuma dilihatin aja makannya sayang??"

Aurora menghentikan pergerakannya dan kembali melahap makanan.

"Malam ini mama tidur sama kamu ya," Pinta Hara yang membuat Aurora keselek dan

Uhuh uhuk

Aurora segera mengambil gelas yang disodorkan oleh sang mama.

"Kenapa?? Gaboleh ya?? Sampe kaget gini dengernya."

Hara mengusap usap punggung Aurora dengan lembut.

Aurora hanya tersenyum "Boleh ma."

Keesokan harinya Aurora tersenyum sangat manis dihadapan cermin. Bagaimana tidak selama ini ia hanya diurus oleh sang pembantu tanpa adanya kasih sayang dari seorang mama.

"Baru kali ini ngerasain pelukan dari seorang mama."

"Terimakasih tuhan kau telah kembalikan dia untukku. Setelah penantian panjang akhirnya aku bisa merasakan kehangatan ini." Batin Aurora.

Tubuh Aurora sudah berbalut outfit jogging karna pagi ini sang mama mengajaknya berkeliling taman.

"Gimana sudah siap??"

Aurora hanya mengangguk.

Seorang pembantu menghampiri mereka
"Maaf non ada tamu didepan katanya mau ketemu non Aurora."

"Siapa bi??"

Aurora melangkahkan kakinya ke pintu tanpa menunggu jawaban dari sang bibi.

Ceklek

"Megan!! Dara!!" Mata Aurora terkejut melihat Megan dan Dara dihadapannya.

"Dara mau ketemu ibu kandungnya," ucap Megan penuh penekanan diakhir kalimatnya.

"Gue ga pernah larang dia untuk temuin wanita jalang itu."

"Tapi Lo siksa dia."
.
.
.
.
.

Hallo guys gimana kabarnya kali ini
Tinggalkan vote dan komen ya

Maaf jika typo bertebaran dimana mana

Babay💋💋









STAY HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang