2. DAROS team

472 99 82
                                    

Tandai typo "🕊️ "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tandai typo "🕊️ "

Vote dulu dong, jangan ketinggalan hehe.

°°°

Anggota inti DAROS kini berkumpul di markas, terkecuali Arland. Lelaki itu masih pergi berkencan dengan kekasihnya Mauren.

Keempat cowok ini tengah fokus membahas balap liar antara Arland dan Zicko, dengan black card milik Zicko yang ditaruh di tengah-tengah meja.

"Gak ada jera-nya ya si Zicko, masih nekat aja nantangin si Arland," ujar Devan menatap black card itu.

"Penasaran banget dia tuh, pengen ngalahin Arland," timpal Nares seraya menyandarkan bahunya di sofa.

"Mana taruhannya satu milyar, gila nggak tuh?" Rafael tak habis fikir dengan tingkat percaya diri Zicko.

"Biarin aja lah bro, duit dia ini," kata Axellio dengan santai.

"Ralat, duit nyokapnya," lanjut Axel.

Ya, mereka semua tau latar belakang keluarga Zicko yang memang berada. Namun, tetap saja heran, hanya untuk kalah berani bertaruh sebanyak itu.

Tidak ingin dibawa pusing, mereka mulai membahas apa yang akan mereka lakukan pada black card itu.

"Buat apa coba? Si Arland gak mungkin mau ambil." Nares dapat memastikan itu, karena setiap Arland menang dan mendapatkan taruhan, cowok itu tidak pernah menyentuh hasilnya sedikit pun, bahkan selalu di serahkan untuk anggotanya.

Dan sekarang mereka bingung. Pasalnya, hasil taruhan beberapa hari lalu oleh geng motor lain, baru berkurang sedikit itupun untuk foya-foya dan hal yang tidak penting.

"Lo sebagai wakil, harus di apain duit Arland?" tanya Devan.

Axellio memijit pangkal hidungnya ikut merasa bingung.

"Gak harus habis sekarang, simpen aja dulu, kalo urgent baru pake," saran Rafael yang di dukung oleh teman-temannya yang lain.

"Bijak!" Nares sudah bertepuk tangan kagum.

"Good idea." Axel tersenyum bangga dengan temannya satu ini.

Devan ikut berdecak kagum seraya menepuk-nepuk pundak Rafael.

"Sini peluk." Devan merentangkan tangannya ke arah Rafael membuat lelaki itu bergidik ngeri. Namun ikut merentangkan tangannya.

"Sini sayang," ucap Rafael tersenyum genit.

"Anjir!" Axel dan Nares sudah tertawa terbahak-bahak melihat Devan meronta di pelukan Rafael, padahal cowok itu yang memulai.

"Jijik gue anjir, lepas!" Devan mendorong kasar Rafael, cowok itu hampir tersungkur, ia tertawa melihat wajah memerah Devan seperti kesal.

Badboy with Little Girl [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang